Ribuan Pelajar SMA Negeri 3 Pandeglang Simulasi Evakuasi Mandiri di Labuan

Pelajar SMA Negeri 3 Pandeglang saat kegiatan simulasi evakuasi mandiri di lingkungan sekolah ke titik evakuasi, Kamis (21/11/2024).

KRAKATAURADIO.COM, LABUAN - Ribuan pelajar SMA Negeri 3 Pandeglang, di kecamatan Labuan, mengikuti simulasi evakuasi mandiri bencana gempa bumi dan tsunami yang bekerja sama dengan Taruna Siaga Bencana (Tagana) Provinsi Banten, Kamis (21/11/2024).

 

Berdasarkan pantauan, simulasi evakuasi mandiri ini diawali dengan apel di lapangan SMA Negeri 3 Pandeglang. Usai apel para pelajar melanjutkan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) di kelas masing-masing. Namun seketika, terjadi gempa magnitudo besar yang membuat siswa berlindung di bawah meja.

 

Tidak lama kemudian, sirine peringatan berbunyi di lingkungan sekolah. Setelah itu para pelajar yang berada di dalam kelas serentak keluar untuk menyelamatkan diri dipandu oleh guru.

 

Wakasek Kurikulum SMA Negeri 3 Pandeglang, Siwi Astuti, S.Pd.,M.Pd. mengatakan, simulasi bencana ini merupakan implementasi Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) yang terdapat dalam Kurikulum Merdeka.

 

Menurut dia, simulasi ini melibatkan 1.320 pelajar kelas X, XI, dan XII yang bertujuan meningkatkan kesiapsiagaan dan mengurangi risiko korban jika terjadi bencana.

 

“SMA kita mengambil sub temanya adalah mitigasi bencana. Hari ini kita simulasi akbar supaya adanya kesiapsiagaan tentang bencana itu semuanya warga sekolah itu selalu siaga. Oleh karena itu P5 nya adalah tugas dari kelas X namun mereka bisa mensosialisasikan ke semua warga SMA 3 sehingga yang mengikuti untuk simulasi besarnya adalah semua warga SMA 3,” kata dia.

 

Dalam simulasi ini, lanjutnya, siswa diberikan arahan untuk berlari dengan tertib keluar dari ruangan dengan berkumpul di lapangan dan mengikuti arah jalur evakuasi. Kemudian siswa diarahkan berlari ke daerah tinggi yang sudah ditentukan.

 

“Sehingga anak-anak tuh paham apa yang dilakukan ketika ada tanda-tanda bencana dan apa yang akan dilakukan ketika mereka sampai pada titik evakuasi. Jadi karena kegiatan hari ini merupakan rangkaian dari Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila tentunya kita akan membentuk karakter dari peserta didik kami ini selalu siap siaga, karena daerah kita rawan bencana sehingga semua harus paham tanda-tanda bencana, bagaimana melindungi diri dan berupaya untuk mengurangi korban dari adanya bencana,” paparnya.

 

Baca: Pengawas TPS di Labuan Siap Awasi Pilkada Serentak 2024

 

Baca: Cuaca Ekstrem, Rumah Janda di Angsana Roboh

 

Ditempat sama, Wakil ketua Tagana Provinsi Banten, Ahmad Dadan Suryana menuturkan, langkah ini bertujuan agar anak-anak siswa mampu merespons secara cepat dan tepat saat terjadi bencana sebenarnya.

 

Ia menegaskan, pelajar perlu dilatih waspada terhadap tanda-tanda bencana tsunami, seperti guncangan gempa yang kuat atau berlangsung lama, serta penurunan cepat permukaan laut yang menunjukkan surutnya air laut. Apalagi Kabupaten Pandeglang merupakan salah satu daerah rawan bencana khususnya gempa bumi dan tsunami.

 

“Masyarakat yang tinggal di pesisir selat sunda ini salah satunya adalah satuan sekolah di SMA 3 Pandeglang harus betul-betul memahami secara utuh, mulai dari dasar penanggulangan bencana, potensi dan ancaman yang nyata di depan mata, sampai satuan detil tata kelola penanggulangan bencana di lingkup SMA 3 kemudian kita simulasikan bagaimana penyelamatan ketika terjadi gempa,” ucap dia.

 

Saat ditanya terkait evaluasi dari simulasi ini, lanjutnya, diantaranya terkait belum maksimalnya penggunaan benda yang dapat dijadikan alat pelindung diri seperti tas, helm dan penggunaan jalur evakuasi yang sudah terpasang.

 

“Lalu kemudian nanti sistem koordinasi antara satuan yang ada di sekolah kan dibentuk OSIS, PMR, pramuka dan lain sebagainya. Nanti itu dilibatkan kemudian mereka bekerja dengan tupoksinya masing-masing. Terus kemudian pihak sekolah nanti endingnya koordinasi melaporkan dengan pemerintah setempat,” imbuhnya.

 

Baca: Gegerkan Warga Menes, Mayat Pria Ditemukan Mengambang di Sungai

 

Sementara salah satu siswa kelas X, Jopan Pratama mengaku, simulasi ini sangat bermanfaat dalam mengedukasi para pelajar agar dapat siap untuk menghadapi bencana yang bisa datang kapan saja.

 

“Kita kan karena sebelumnya sudah bikin jalur evakuasi sama pas tadi kumpul, nah itu lumayan terarah. Simulasi ini cukup mengerti karena emang sudah belajar juga, selama P5 kita udah hampir mau selesai nih, udah 2 minggu. Sekarang lebih ke praktek, apa yang kita pelajari jadi tadi dipraktekan,” tandasnya. (Mudofar)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.