Peralihan Musim, Waspada Potensi Angin Kencang dan Longsor

Ilustrasi.

KRAKATAURADIO.COM, PANDEGLANG - Badan Penanggulangan Bencana Daerah dan Pemadam Kebakaran (BPBDPK) Kabupaten Pandeglang, Banten, mengingatkan masyarakat agar waspada bencana alam. Tindakan itu harus dilakukan, karena mulai memasuki peralihan musim dari musim kemarau ke musim hujan.

 

Kepala pelaksana BPBDPK Kabupaten Pandeglang, Riza Ahmad Kurniawan mengatakan, selama peralihan musim ini kondisi cuaca sulit diprediksi dan biasanya terjadi cuaca ekstrem. Oleh karena itu, bagi masyarakat agar tetap waspada dan hati-hati.

 

“Bulan Oktober ini masa peralihan yang sering disebut dengan musim pancaroba. Nah pada musim pancaroba cuaca sering tidak menentu dan berubah-ubah dengan cepat misalnya di pagi hari cuaca bisa sangat cerah tetapi sore hari hujan deras disertai angin kencang itu bisa datang tiba-tiba,” kata dia, Rabu (09/10).

 

Menurut dia, wilayah Pandeglang memiliki risiko tinggi terhadap bencana hidrometeorologi seperti angin puting beliung dan longsor, terutama saat peralihan musim.

 

“Potensi dalam musim pancaroba juga itu terjadi banjir dan genangan, kemudian juga waspadai angin kencang yang berpotensi merobohkan pohon, tiang listrik, bangunan. Seperti beberapa minggu kemarin tuh ada beberapa kecamatan yang terkena dampak dari angin kencang. Selain itu potensi longsor karena memang curah hujan sangat lebat ini di daerah pegunungan atau perbukitan intensitas hujan yang tinggi itu dapat memicu longsor,” terangnya.

 

Baca: Refleksi HUT Banten ke-24, HMI Pandeglang Minta Pemprov Jawab Tantangan Zaman

 

Baca: 4 Komisi DPRD Pandeglang Sudah Disepakati, Ini Komposisinya

 

Riza menambahkan, tiap wilayah di Pandeglang memiliki potensi bencana, baik itu rawan banjir, longsor, angin kencang dan bencana lainnya.

 

“Dari perubahan musim ini potensi dari 35 kecamatan terjadi bencana itu ada, disesuaikan dengan kontur wilayah,” ucap dia.

 

Untuk itu, warga diimbau untuk terus memantau informasi cuaca dan memperkuat upaya mitigasi untuk mengurangi dampak bencana yang mungkin terjadi. Pihaknya juga telah melakukan pemetaan wilayah rawan bencana dan menyampaikan informasi kepada masyarakat melalui berbagai kanal komunikasi, termasuk media sosial dan surat edaran. (Mudofar)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.