Peduli Kelestarian Biota Laut, Pertamina Salurkan CSR bagi Kelompok Konservasi

Area Manager Communication Relation dan CSR Pertamina Patra Niaga Regional JBB, Eko Kristiawan (kedua dari kiri) saat seremoni gunting pita bantuan CSR di pantai Desa Sukarame, Kecamatan Carita, Kabupaten Pandeglang, Selasa (24/09/2024).

KRAKATAURADIO.COM, CARITA - PT Pertamina Patra Niaga Sub Holding C&T Region Jawa Bagian Barat (JBB) Fuel Terminal Tanjung Gerem, menyalurkan Corporate Social Responsibility (CSR) bekerja sama dengan kelompok Konservasi Alam Bawah Laut (KABL) Desa Sukarame, Kecamatan Carita, Kabupaten Pandeglang, berupa pengadaan pulau terapung ponton HDPE (High Density Polyethylene) serta pembuatan atraktor cumi, Selasa (24/09/2024).

 

Area Manager Communication Relation dan CSR Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Barat, Eko Kristiawan mengatakan, penyaluran CSR ini sebagai komitmen pihaknya dalam melaksanakan program pemberdayaan dengan mengedepankan kontribusi terhadap lingkungan bidang keanekaragaman hayati.

 

“Bagaimana kita dari pertamina bersama masyarakat disini untuk melestarikan lingkungan karena kegiatannya di ponton itu kan juga ada konservasi terumbu karang termasuk wisatanya juga. Jadi artinya kita bagaimana memberdayakan potensi-potensi yang ada di desa Sukarame dalam hal ini itu tadi, ada pulau terapung ponton kemudian juga ada atraktor cumi itu nanti bisa bermanfaat untuk masyarakat,” kata dia.

 

Ia menerangkan, tahun ini menjadi tahun ke empat program oleh PT Pertamina Patra Niaga Fuel Terminal Tanjung Gerem di kawasan wisata Pantai Carita, tepatnya di Desa Sukarame.

 

Sebelumnya pihaknya telah melakukan budidaya anemon dan transplantasi terumbu karang, rehabilitasi terumbu karang dengan desain rumah ikan atau fish apartement dan keramba wisata untuk kegiatan wisata dan masyarakat nelayan.

 

“Program CSR ini diawali dengan social mapping artinya kita melihat potensi yang ada, permasalahan yang ada, kita rumuskan. Oh sepertinya program ini yang paling tepat disini, dan kita laksanakan evaluasi. Ini programnya dari tahun 2020. Artinya kalau proses CSR itu biasanya memang ada durasi minimal 5 tahun. Jadi nanti kita evaluasi seperti apa, bagaimana perkembangannya, sampai di fase mana,” terangnya.

 

Baca: Pilkada 2024: Pemberi dan Penerima Politik Uang Dikenai Sanksi Pidana

 

Baca: Pilkada Pandeglang: Fitron-Diana Nomor 1, Dewi-Iing Nomor 2, Uday-Puji Nomor 3, dan Aap-Anita Nomor 4

 

Pihaknya menegaskan, CSR ini merupakan bentuk kepedulian Pertamina dalam mendukung rehabilitasi terumbu karang bersama kelompok KABL Desa Sukarame. Selain itu diharapkan sektor pariwisata di kecamatan Carita dapat lebih berkembang.

 

“Setiap weekend itu kan rame nih, artinya ponton itu bermanfaat sekali gitu ya. Ada yang snorkeling, diving juga. Jadi artinya ini sudah dikenal orang. Nah inilah potensi wisatanya. Jadi kalau misalnya tingkat kunjungannya bagus pendapatan masyarakat bertambah,” tutur dia.

 

Ditempat sama, ketua kelompok KABL Desa Sukarame, Kecamatan Carita, Arif mengapresiasi bantuan CSR dari Pertamina ini. Ia menuturkan, bantuan berupa ponton dirasa tepat karena sangat bermanfaat.

 

“Ini manfaatnya luar biasa karena memang kelompok konservasi sebagai pengadaan sarana prasarana di tempat wisata sehingga ada kontribusi terhadap kita dari pelaku pengusaha boat yang akhirnya disini ada simbiosis mutualisme, saling membutuhkan. Jadi kita bukan hanya sebatas merawat dan menjaga tapi kita juga ada pemanfaatan baik terumbu karang maupun ikan hiasnya,” ucap dia.

 

Baca: Siang Malam HMI Pandeglang Berjibaku Distribusi Air Bersih untuk Warga Terdampak

 

Terkait dengan bantuan atraktor cumi dan transplantasi karang, lanjutnya, hal itu sebagai bentuk budidaya. Menurut dia, sejak program ini digulirkan sudah terbentuk paket wisata yang terdiri atas snorkeling, diving, dan paket wisata lainnya.

 

“Karena memang ini basicnya adalah edu wisata ini sangat luar biasa. Ditambah lagi semakin kesini pengunjung wisata itu semakin sadar bahwa bagaimana caranya menjaga lingkungan. Konsep kita sekarang mengajak pengunjung itu bukan hanya jadi penikmat tapi sebagai penggiat konservasi itu sendiri,” tandasnya. (Mudofar)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.