DLH Pandeglang Tingkatkan Kesadaran Masyarakat dalam Pengelolaan Sampah
Foto bersama dalam kegiatan Bimtek Pemantapan Gerakan Peduli Sampah Kabupaten Pandeglang, di S'Rizki Pandeglang, Kamis (26/09/2024). |
KRAKATAURADIO.COM, PANDEGLANG - Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Pandeglang, terus menggalakan berbagai upaya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pengelolaan sampah dan perlindungan lingkungan.
“Pengelolaan sampah adalah tanggung jawab bersama. Kami berharap para peserta dapat memahami peran mereka dalam mengelola sampah dengan benar,” kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup, Ratu Tanti Darmiasih dalam Bimbingan Teknis (Bimtek) Pemantapan Gerakan Peduli Sampah Kabupaten Pandeglang, di Aula RM S’Rizki Pandeglang.
Tanti menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan organisasi dalam menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat. Menurut dia, masalah sampah harus diatasi secara kolektif.
“Kita harus bergerak dari hulu ke hilir. Masyarakat dan pemerintah perlu bersinergi demi lingkungan yang lebih baik,” ujarnya.
Ia juga menyoroti kondisi Pantai Teluk Labuan, yang dulunya dikenal sebagai salah satu kawasan terburuk dengan predikat terjorok, namun kini telah berhasil dibersihkan. Hal ini menunjukkan pentingnya komitmen lokal.
Ia berharap masyarakat semakin sadar akan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan dan berpartisipasi dalam upaya gotong royong. Apalagi setiap harinya Pandeglang menghasilkan sekitar 900 ton sampah per hari, tetapi hanya 160 ton yang dapat terangkut.
“Angka ini menunjukkan bahwa kita masih memiliki banyak pekerjaan rumah. Diperlukan Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) di setiap desa untuk mengatasi masalah ini secara efektif,” ucap dia.
Baca: Cegah Korupsi, Anggota DPRD Pandeglang Ikuti Orientasi
Baca: Masa Kampanye Pilkada 2024 Dimulai, Ini Aturan dan Larangannya
Sementara, Asisten Daerah (Asda) bidang Ekonomi dan Pembangunan Setda Pandeglang, Nuriah menyampaikan apresiasi tinggi kepada semua pihak yang terlibat dalam pengelolaan sampah. Ia menegaskan pentingnya alokasi anggaran dari masing-masing desa untuk mendukung upaya ini.
Nuriah menggarisbawahi perlunya kesepakatan tarif untuk pengelolaan sampah, dengan melibatkan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) dalam proses tersebut.
“Semoga niat baik kita dapat berbuah kebaikan di masa yang akan datang,” harapnya.
Ia menyebutkan bahwa tarif retribusi akan ditingkatkan dari 5.000 pada tahun 2022 menjadi 8.000 pada tahun 2024. Ia juga menyoroti pentingnya penggunaan mesin pencacah sampah untuk membantu proses pengelolaan.
“Setiap desa harus mengalokasikan
dana untuk TPST. Banyak yang masih tutup karena kekurangan dana, padahal ini sangat
penting,” tandasnya. (Mudofar)
Tidak ada komentar