Tingkatkan Kesiapsiagaan, BPBD Banten Laksanakan Simulasi Kebencanaan

Tingkatkan kesiapsiagaan masyarakat dalam potensi bencana, BPBD Provinsi Banten melakukan uji coba atau simulasi bencana gempa bumi dan tsunami, di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Tanjung Lesung, Kecamatan Panimbang, Pandeglang, Kamis (08/08/2024).

KRAKATAURADIO.COM, PANIMBANG - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Banten, melaksanakan simulasi bencana gempa bumi dan tsunami di area Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Tanjung Lesung, Kecamatan Panimbang, Kabupaten Pandeglang, Kamis (08/08/2024). Ratusan peserta dilatih untuk meningkatkan kesiapsiagaan mengenai potensi bencana.

 

Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Banten, Asep Mulya Hidayat mengatakan, kegiatan ini untuk menumbuhkan kesiapsiagaan masyarakat untuk mampu melaksanakan evakuasi mandiri jika sewaktu-waktu terjadi bencana gempa bumi disusul peringatan dini tsunami.

 

“Kita ingin menaikkan indeks kapasitas masyarakat di sini terutama kawasan ekonomi khusus ini, kalau indeks kapasitas terhadap bencana meningkat maka ini akan meningkatkan nilai jual kawasan ini lebih bagus, jadi investor-investor yang paham melihat bahwa KEK tanjung lesung ini sudah aware terhadap masalah bencana mudah-mudahan mereka melihat nilai ini untuk lebih percaya untuk berinvestasi di kawasan ini,” kata dia ditemui di lokasi acara.

 

Menurut dia, kegiatan ini bukan kali pertama dilakukan. Sebelumnya, pihaknya telah melakukan pelatihan serupa di beberapa Kabupaten/Kota se Banten. Adapun untuk kali ini acara tersebut diikuti oleh 160 orang yang terdiri dari stakeholder terkait kebencanaan, satuan Muspika kecamatan Panimbang, relawan kebencanaan, masyarakat, dan para siswa-siswi.

 

Ia menerangkan, Kabupaten Pandeglang secara umum merupakan salah satu wilayah yang rawan terkena gempa bumi dan tsunami. Meski begitu, saat ini sistem peringatan dini dan telekomunikasi yang dimiliki oleh BPBD sudah jauh lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya.

 

Selain itu, simulasi siaga bencana ini juga untuk membangun komitmen bersama agar terlibat aktif. Kegiatan ini merupakan bentuk tanggung jawab dan kepedulian seluruh unsur terkait upaya penanggulangan bencana.

 

“Kenapa memilih ini salah satunya biar daya eksposurnya besar. Kita juga di challenge untuk melakukan simulasi di daerah ramai dan sangat strategis. Ini salah satu upaya untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat,” ujarnya.

 

Baca: Wisatawan yang Terseret Ombak Ditemukan Meninggal Dunia

 

Baca: Bikin Menakutkan Sekaligus Ngakak, Aksi Pocong Ikut Baris di Labuan

 

Ditempat sama, Direktur Operasional PT Banten West Java (BWJ), Kunto Wijoyo menyambut baik simulasi bencana ini. Menurut dia, penerapan Standar Operasional Prosedur (SOP) penanganan bencana ini bisa diterapkan di tempat wisata lainnya dan menjadi standar modul tingkat nasional.

 

Ia menambahkan, untuk meminimalisir korban jiwa, KEK Tanjung Lesung sudah memiliki beberapa alat canggih yang dapat mendeteksi kemungkinan terjadinya tsunami.

 

“Ini akan menjadi model ke kawasan pariwisata yang lain. Di luar yang kita lakukan hari ini kami sudah mempunyai beberapa early warning system, yang pertama yang tercanggih di Indonesia dari BMKG ada di tempat kami yaitu gempa bumi kemudian disertai peringatan potensi tsunami dan sebagainya, dan sebentar lagi kemungkinan akan diperbarui dengan yang lebih canggih yaitu potensi tsunami plus golden time itu,” ucap dia.

 

“Yang kedua kami mempunyai radar hibah dari Jerman. Jadi itu adalah radar yang mendeteksi anomali air sejauh 200 kilometer dari pantai Tanjung Lesung. Air naik, air turun dan sebagainya itu akan mengirimkan sinyal,” sambungnya.

 

Sementara, salah satu siswa SMA Presiden 2 Tanjung Lesung Boarding School, Sondang Romauli Sinaga menuturkan, dengan adanya simulasi ini ia dapat meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan menghadapi risiko ancaman bencana.

 

“Setelah mengikuti latihan dalam kesiapsiagaan kesan saya ini sangat bermanfaat sekali, terlebih lagi ini sangat bermanfaat untuk masyarakat dan terlebih lagi untuk siswa-siswi SMA Presiden 2 mengetahui bagaimana cara untuk mengevakuasi diri sendiri dan mengetahui bencana bencana yang akan terjadi kedepannya,” pungkasnya. (Mudofar)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.