Kekeringan di Pandeglang Meluas, Kini 12 Kecamatan Krisis Air Bersih

Petugas tengah mendistribusikan bantuan air bersih bagi daerah yang mengalami kekeringan di Kabupaten Pandeglang, Selasa (20/08/2024).

KRAKATAURADIO.COM, PANDEGLANG - Krisis air bersih dampak kemarau yang melanda wilayah Kabupaten Pandeglang, Banten, terus meluas. Saat ini, ada 12 wilayah kecamatan yang membutuhkan pasokan air bersih.

 

Kepala Bidang (Kabid) Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah dan Pemadam Kebakaran (BPBDPK) Kabupaten Pandeglang, Lilis Sulistiyati mengatakan, berdasarkan hasil monitoring dan kajian cepat dari Tim Reaksi Cepat (TRC) dan Kawasan Rawan Bencana (KRB), terdapat 12 kecamatan yang mengalami krisis air bersih akibat kekeringan.

 

“Memasuki musim kemarau ini ada 12 kecamatan yang mulai terkena dampak, yaitu kecamatan Picung, Sindangresmi, Panimbang, Sobang, Patia, Sukaresmi, Cibaliung, Sumur, Cibitung, Cigeulis, Angsana, dan Kecamatan Cimanggu,” kata dia, Selasa (20/08).

 

Ia menuturkan, dari belasan wilayah tersebut, surat masuk untuk permohonan bantuan air bersih diantaranya kecamatan Sindangresmi, Angsana, Panimbang, Sukaresmi, Cibaliung, dan Kecamatan Munjul,” ujarnya.

 

Dari enam kecamatan itu, pihaknya baru bisa mendistribusikan air di empat kecamatan yaitu, Sindangresmi, Angsana, Panimbang, dan Sukaresmi.

 

Baca: Dewi-Iing Terima Tiket Pilkada dari Gerindra dan PKB, Fitron-Diana PPP

 

Baca: Proyek Penanganan Banjir Sungai Cipunten Agung Gusur TPI Pasar Labuan

 

Sementara, Kepala Pelaksana BPBDPK Pandeglang, Riza Ahmad Kurniawan menyatakan, status penetapan kedaruratan bencana kekeringan telah memasuki tahap regulasi. Menurut dia, hasil rapat dengan stakeholder telah diserahkan ke bagian hukum untuk proses penerbitan surat keputusan Bupati sebagai tindak lanjut.

 

“Regulasi yang menetapkan status kekeringan akan memberikan implikasi perlakuan khusus. Kami sudah menindaklanjuti laporan dari daerah yang mendesak. Kami juga terus memberikan edukasi kepada masyarakat agar lebih bijak dalam menggunakan sumber daya air,” terang dia.

 

Pihaknya juga telah menyiapkan langkah antisipasi, termasuk perlakuan khusus untuk wilayah yang mendesak. Selain itu, edukasi kepada masyarakat mengenai penggunaan sumber daya air juga terus dilakukan. (Mudofar)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.