Ancaman Gempa Megathrust, Tokoh Agama Imbau Warga Tetap Tenang dan Perbanyak Doa

Ketua MWC NU Kecamatan Labuan, Abah Uung Humaedi dan Ustadz Sirojuddin, di PHMQ, Jumat (23/08/2024).

KRAKATAURADIO.COM, LABUAN - Masyarakat Kabupaten Pandeglang, Banten, diimbau untuk tidak resah dan panik berlebihan menyusul beredarnya informasi mengenai potensi gempa megathrust yang dapat menyebabkan tsunami.

 

Diketahui, akhir-akhir ini media sosial dan WhatsApp Grup (WAG) ramai dengan pemberitaan tentang ancaman bencana gempa megathrust yang mengancam beberapa wilayah pesisir Indonesia.

 

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) dalam keterangannya, memberikan peringatan terkait potensi Indonesia mengalami gempa megathrust berkekuatan magnitudo 8,9 di wilayah Selat Sunda dan Mentawai-Siberut.

 

Kedua zona ini disebutkan karena sudah lama tidak mengalami gempa signifikan, dengan celah seismik yang telah ada selama lebih dari dua abad. Biasanya, gempa besar memiliki siklus tersendiri yang bisa terjadi dalam rentang ratusan tahun.

 

Provinsi Banten yang berada di antara Selat Sunda termasuk dalam wilayah pemantauan prioritas BMKG.

 

Menanggapi hal ini, Pengurus Pondok Huffadz Manbaul Qur’an (PHMQ) di Kecamatan Labuan, Sirojuddin ZA mengimbau masyarakat untuk tetap tenang, selalu ingat dan waspada dalam menghadapi potensi bencana.

 

Ia juga mengingatkan bahwa bencana alam merupakan kehendak Allah SWT, sehingga penting bagi masyarakat untuk selalu berdoa dan mendekatkan diri kepada-Nya.

 

“Menyikapi hal ini masyarakat untuk tetap tenang dan melakukan tiga ikhtiar yang dapat menolak bala, diantaranya dengan bersedekah, memperbanyak silaturahmi dan meminta doa kepada Allah SWT,” kata dia, ditemui di PHMQ, Jumat (23/08).

 

Baca: Kemenhub Bangun Halte Bus Damri di Kawasan Wisata Carita

 

Baca: 1.533 Hektare Sawah di Pandeglang Kekeringan, DPKP Turunkan Pompanisasi

 

Ia melanjutkan, alam akan mudah bereaksi jika di satu daerah sudah terjadi konflik. Untuk itu dengan memperbanyak silaturahmi akan dapat mengurangi konflik.

 

“Terjalin hubungan baik dan meminimalisir konflik, sodaqoh jelas dapat menolak bala dan doa untuk meminta pertolongan dan perlindungan kepada Allah. Selain saling peduli dan menguatkan sudah sepatutnya kita semua muhasabah diri,” ujarnya.

 

Ditempat sama, Ketua MWC NU Kecamatan Labuan, Abah Uung Humaedi menuturkan, potensi megathrust menjadi sebuah peringatan agar warga tetap waspada dan siaga. Apalagi informasi tersebut berasal dari BMKG yang mempunyai kapasitas.

 

“BMKG sebagai lembaga resmi yang berwenang dalam bidangnya. Informasi ini harus menjadi pedoman bagi masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan, bukan untuk menimbulkan kepanikan,” ucap dia.

 

Selain itu, lanjutnya, fenomena alam tersebut juga harus dijadikan sebagai pengingat akan keterbatasan dan ketergantungan manusia terhadap kehendak Allah.

 

“Oleh karena itu umat Islam diajarkan untuk selalu bersyukur, bertobat, dan memperbaiki diri dalam menghadapi segala cobaan dan ujian kehidupan, termasuk gempa bumi,” pungkasnya. (Mudofar)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.