Telan Anggaran Fantastis, Pabrik Pengolahan Umbi Porang di Panimbang Terbengkalai

Pabrik pengelolaan porang di Desa Mekarsari, Kecamatan Panimbang, Kabupaten Pandeglang, tampak terbengkalai.

KRAKATAURADIO.COM, PANIMBANG - Pabrik pengolahan umbi porang atau Sentra Industri Kecil Menengah (SIKM) yang berlokasi di Desa Mekarsari, Kecamatan Panimbang, Kabupaten Pandeglang, sampai saat ini belum beroperasi dan terkesan terbengkalai. Padahal alokasi anggaran membangun pabrik tersebut sebesar Rp 14 miliar.

 

Berdasarkan pantauan awak media, pabrik pengolahan umbi porang yang dibangun pada tahun 2022 tersebut tampak sepi dan tidak ada aktivitas pengolahan porang. Bahkan halaman depan pabrik pun terkesan tidak terawat dan terbengkalai. Hal ini terlihat dari banyaknya tumbuhan liar.

 

Sekuriti pabrik pengolahan umbi porang, Ade membenarkan, jika pabrik yang dibangun dengan menggunakan anggaran dari  Dana Alokasi Khusus (DAK) tersebut belum beroperasi hingga saat ini.

 

“Belum ada (belum beroperasi-red),” kata dia.

 

Ade menjelaskan, sejak dibangunnya pabrik yang digadang-gadang bisa mengolah umbi porang sampai dengan 10 ton per hari itu, tidak pernah beroperasi sebagaimana mestinya. Aktivitas yang ada, lanjutnya, hanya dirinya yang melakukan pengamanan aset milik pemerintah Kabupaten Pandeglang tersebut.

 

“Sehari-harinya ya paling saya aja disini untuk pengamanan dan sesekali bebersih di dalam dan di luar,” ungkapnya.

 

Ade berharap, pabrik yang dibangun menggunakan uang negara ini bisa cepat beroperasi. Karena dapat menyerap tenaga kerja untuk masyarakat sekitar dan meningkatkan perekonomian warga.

 

Baca: Harlah YPI dan STAI Babunnajah Diwarnai Rangkaian Kegiatan

 

Baca: Peringati Hari Laut Sedunia, LPSPL Serang Bersihkan Sampah di Pantai Carita

 

Sementara Ketua RT setempat, Suratman juga berharap hal sama. Menurut dia, jika pabrik porang yang dikelola oleh Dinas Koperasi, UMKM Perindustrian dan Perdagangan ini bisa cepat beroperasi, maka akan bisa menyerap tenaga kerja di kampung yang merupakan penyitas bencana tsunami 2019 lalu.

 

“Belum beroperasi dari dulunya. Harapannya itu pabrik cepat bisa beroperasi dan bisa menyerap tenaga kerja,” imbuhnya. (Mudofar)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.