Tahun Ini Bupati Targetkan Stunting Turun Hingga 23 Persen
Bupati Pandeglang, Irna Narulita saat menyampaikan sambutan dalam rapat koordinasi pencegahan stunting di Hotel Rizki, Kamis (21/12/2023). |
KRAKATAURADIO.COM, PANDEGLANG - Bupati Pandeglang, Irna Narulita mengatakan, target penurunan angka gagal tumbuh atau stunting sebesar 14 persen harus dapat dicapai pada tahun 2024 mendatang. Sementara di tahun 2023 diharapkan turun menjadi 23 persen.
Hal tersebut disampaikan Irna saat membuka rapat koordinasi pencegahan stunting dan evaluasi hasil tindak lanjut pasca diseminasi yang digelar Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP2KBP3A), di Hotel Rizki, Kamis (21/12).
Dia menerangkan, pada tahun 2021 angka prevalensi sunting menurut Survey Status Gizi Indonesia (SSGI) di angka 37,8 persen. Angka ini menurun pada tahun 2022 menjadi 29,4 persen.
“Angka stunting tahun 2023 masih menunggu launching hasil Survei Kesehatan Indonesia (SKI) dan pastinya diharapkan menurun sehingga mencapai target di angka 23 persen untuk kabupaten Pandeglang dan target nasional 14 persen,” kata dia.
Menurut Bupati, stunting masih menjadi masalah besar yang harus segera diselesaikan di Tanah Air. Apalagi stunting dapat memengaruhi kualitas sumber daya manusia sebuah negara, bukan hanya berdampak kepada kondisi fisik anak, melainkan juga kesehatan hingga kemampuan berpikir anak.
Baca: MUI Pandeglang Salurkan Bantuan Rp 230 Juta untuk Warga Palestina
Baca: Kabar Terbaru Pembangunan Tol Serang-Panimbang, Bupati Undang BPJN dan BUJT
Ia meyakini target tersebut dapat dicapai jika semua pihak bekerja sama dalam mempercepat penurunan angka stunting.
“Pemerintah, swasta, perguruan tinggi, media, klinik swasta, masyarakat untuk bersama-sama satu persepsi dalam mendukung program menurunkan angka stunting,” ujarnya.
Ditempat sama, Kepala DP2KBP3A Kabupaten Pandeglang, Ahmad Saefudin mengatakan, dalam upaya penurunan stunting, pihaknya melakukan sejumlah upaya diantaranya dengan memberikan penyuluhan pendampingan terhadap keluarga yang stunting atau keluarga resiko stunting, pelaksanaan dapur sehat (Dashat), dan pembinaan, pendewasaan usia perkawinan.
“Ini dilakukan oleh tim pendamping keluarga (TPK) sebanyak 2.943 orang yang selalu membantu pendampingan untuk calon pengantin, ibu hamil pasca bersalin dan balita agar terpantau kondisi kesehatannya dan tidak beresiko stunting,” tandasnya.
Tidak ada komentar