Meriahkan Munggahan, Ribuan Warga Babacakan di Jalan Alun-alun Menes
Ribuan warga tumpah ruah di jalan Alun-alun Kecamatan Menes, Kabupaten Pandeglang, untuk makan bersama dalam rangka Munggahan, Senin (20/03/2023). |
KRAKATAURADIO.COM, MENES - Ribuan warga Kecamatan Menes, Kabupaten Pandeglang, Banten, mengikuti babacakan atau makan bersama dalam rangka menjaga tradisi sebelum memasuki bulan suci Ramadan, yakni munggahan yang berlangsung di jalan sekitar Alun-alun Menes, Senin (20/03/2023).
Munggahan sendiri merupakan tradisi masyarakat Islam suku Sunda untuk menyambut datangnya bulan Ramadan yang dilakukan pada akhir bulan Sya'ban (satu atau dua hari menjelang bulan Ramadan).
Bentuk pelaksanaannya bervariasi, umumnya berkumpul bersama keluarga dan kerabat, makan bersama, saling bermaafan, dan berdoa bersama. Selain itu, ada pula yang mengunjungi tempat wisata bersama keluarga, berziarah ke makam orang tua atau orang saleh, atau mengamalkan sedekah munggah (sedekah pada sehari menjelang bulan puasa).
Munggahan sendiri berasal dari Bahasa Sunda, yakni unggah yang berarti naik, yang bermakna naik ke bulan yang suci atau tinggi derajatnya.
Acara munggahan ini bekerjasama antara Muspika Menes dengan Kepala Desa serta unsur masyarakat dan siswa dan para guru. Selain itu akan digelar juga perlombaan di bulan Ramadan.
Baca: Jelang Ramadhan, Waspada Penipuan Catut Nama Wakil Bupati dan Camat di Pandeglang
Baca: Sambut HUT ke-149, Pemkab Pandeglang Gelar Job Fair dengan Total 1.171 Lowongan Kerja
Camat Menes, Abdul Haris mengatakan, kegiatan ini rangka menyambut Gebyar Ramadan Menes Manis tahun 1444 H. Ia mengapresiasi dengan hadirnya ribuan warga yang merayakan munggahan dengan menggelar babacakan ngampar daun.
“Gebyar Ramadan Menes Manis diawali dengan munggahan, yaitu makan bersama ngampar daun bersama masyarakat Menes,” kata dia seperti dikutip radarbanten.co.id.
Pada bulan Ramadhan tahun ini, lanjutnya, akan dilaksanakan kegiatan perlombaan yang berlangsung di Gedung Kewedanaan Menes.
“Ada lomba MTQ, pesantren kilat, lomba qasidah, lomba adzan kepala desa, lomba lagu religi, dan lomba marhaba. Acara puncaknya nanti 17 Ramadan,” terangnya.
Menurut dia, munggahan ini bagian dari tradisi masyarakat yang sudah dilakukan secara turun-temurun. Acaranya dilakukan mendekati awal bulan Ramadan.
“Tradisi munggahan ini tentunya harus terus dilestarikan
karena memang banyak memberikan manfaat,” pungkasnya. (Mudofar)
Tidak ada komentar