Asal-usul Hacker Bjorka dan Alasan Menjadikan Indonesia Sebagai Sasaran Peretasan
Bjorka (Tangkapan Layar via Twitter @bjorkanisme)
Krakatauradio.com - Hacker Bjorka masih menjadi perbincangan publik lantaran sepak terjangnya yang meretas dan membocorkan data sejumlah pejabat.
Meski akun media sosialnya kerap ditangguhkan, namun Bjorka seringkali kembali muncul dengan akun baru.
Beberapa akun milik Bjorka yang telah ditangguhkan, di antaranya yakni @bjorkanism, @bjorxanism, kemudian kini muncul dengan @bjorkanesian.
Selain menyebarkan data pribadi, Bjorka juga kerap memberi sindirian terhadap sejumlah pejabat.
Di antaranya seperti Puan Maharani, Erick Thohir, Luhut Pandjaitan, Denny Siregar hingga Mahfud MD.
Bjorka pernah mengaku bahwa dirinya berdomisili di Warsawa Polandia dan memiliki teman asal Indonesia.
Hal itu pernah ia tuliskan dalam sebuah unggahan Twitternya, @bjorkanism, yang kini telah ditangguhkan.
Namun temannya itu tidak berstatus sebagai WNI karena kebijakan tahun 1965, meski sebenarnya ingin kembali ke Indonesia.
"Saya punya teman orang indonesia yang baik di Warsawa, dan dia bercerita banyak tentang betapa kacaunya Indonesia. Aku melakukan ini untuknya," ujar Bjorka dalam bahasa Inggris, dikutip pada Minggu (11/9/2022).Namun sayangnya, hingga akhir hidupnya, teman Bjorka itu urung kembali ke Indonesia dan meninggal dunia pada tahun lalu.
"Tahun lalu dia baru saja meninggal. Orang tua ini merawat saya sejak saya lahir. Dia ingin kembali dan melakukan sesuatu dengan teknologi meskipun dia melihat betapa sedihnya menjadi seorang Habibie. Dia tidak punya waktu melakukannya sampai akhirnya dia meninggal dengan tenang," ujarnya.
Bjorka gagal membantu temannya itu untuk kembali ke Indonesia, dan sebagai gantinya ia melakukan peretasan ini.
Menurutnya, peretasan yang ia lakukan ini adalah salah satu cara agar Indonesia bisa berubah menjadi lebih baik lagi.
"Tampaknya rumit untuk melanjutkan mimpinya dengan cara yang benar, jadi saya lebih suka melakukannya dengan cara ini. Kita memiliki tujuan yang sama, agar negara tempat ia dilahirkan bisa berubah menjadi lebih baik. Senang bertemu kalian," tambahnya.
Bjorka mengaku ingin menunjukkan bahwa keamanan siber yang dimiliki Indonesia sangat lemah dan mudah dibobol.
"Saya hanya ingin menunjukkan betapa mudahnya bagi saya untuk masuk ke berbagai pintu karena kebijakan perlindungan data yang buruk. Apalagi jika dikelola oleh pemerintah," tulis Bjorka.
Meski berasal dari Polandia, namun Bjorka sebenarnya termasuk nama yang familiar digunakan di Swedia dan Islandia.Bjorka diucapkan "Byorka".
Menurut Ancestry, nama Bjorka digunakan sebagai nama peternakan di Swedia dan Norwegia, dengan norse lama, Birch.
Nama Bjorka juga merupakan nama penyanyi Islandia mononim dengan gaun angsanya yang ikonik.
Selain itu, nama Bjorka juga merupakan nama keluarga yang banyak ditemukan di Amerika Serikat, Inggris, Kanada, dan Skotlandia pada tahun 1880 dan 1920.
Keluarga Bjork paling banyak ditemukan di Amerika Serikat pada tahun 1920.
Sementara populasi terbanyak keluarga Bjork berada di Minnesota dengan jumlah 38 keluarga pada tahun 1880.
Kolase Menko Polhukam Mahfud MD dan Profil Bjorka (Twitter/ YouTube)
Akun Baru Bjorka
Bjorka kembali muncul dengan akun baru pada Selasa (13/9/2022), yakni dengan nama Twitter @bjorkanesian dan Telegram Bjorka.
Terbaru, Bjorka membocorkan data pribadi yang diduga milik Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD.Sebelumnya, Mahfud MD memang membenarkan adanya kebocoran data.
Namun Mahfud MD menyebut jika data yang tersebar bukanlah data yang penting dan tidak tergolong rahasia.
"Soal bocornya data negara, saya pastikan itu memang terjadi. Saya dapat laporannya dari BSSN dan analisis Deputi VII saya. Terjadi di sini di sini di sini,"
"Tapi itu bisa juga sebenarnya bukan data yang cukup rahasia yang bisa diambil dimana-mana, cuma kebetulan sama."
"Barangkali dokumen biasa yang terbuka. Tapi itu memang terjadi, misalnya di Dukcapil ada, di beberapa tempat," kata Mahfud, Senin (12/9/2022) dalam tayangan YouTube KompasTv.
Bahkan Mahfud MD juga menyebut data yang bocor bukanlah hal yang membahayakan.
"Belum ada yang membahayakan, dari isu-isu yang muncul yang ada di koran, kan cuma itu-itu aja. Enggak ada yang rahasia negara yang beredar itu."
"Oleh sebab itu masih akan didalami, masih akan dirapatkan lagi," kata Mahfud.
Tidak ada komentar