Waspada! Kasus DBD di Pandeglang Sudah Capai 48 Kasus, Warga Diimbau Terapkan PHBS
Ilustrasi nyamuk DBD. |
KRAKATAURADIO.COM, PANDEGLANG - Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Pandeglang, Samsudin mengatakan, kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Pandeglang hingga Februari mencapai 48 kasus. Angka ini mengalami peningkatan jika mengacu pada periode yang sama di tahun lalu.
“Angkanya kita di Januari itu ada 44 kasus DBD dan di bulan Februari ada 4 kasus jadi seluruhnya totalnya 48. Kalau di awal tahun berarti mengalami peningkatan karena di tahun kemarin itu hanya 150. Sementara ini baru awal tahun ya sudah 44 orang nih,” kata dia kepada Krakatau Radio, Senin (14/03).
Ia menyebut, banyak faktor yang dapat memicu mewabahnya DBD. Namun saat ini, faktor terbesar yakni dampak banjir yang terjadi di beberapa daerah di Pandeglang.
“Paling kita harus waspada, pasca banjir ini memang banyak air-air yang tergenang yang itu jarang diperhatikan oleh masyarakat sehingga muncul jentik-jentik di pekarangan rumah, atau tempat-tempat yang memang mengandung air seperti itu,” ujarnya.
Baca: Bangun Parkir RSUD Labuan, Dinkes Banten Akan Bebaskan 8.000 Meter Lahan Warga
Baca: Berantas Narkoba Jaringan Internasional, Kapolres Pandeglang Terima Pengharagaan
Untuk itu, lanjut dia, pihaknya dibantu pegawai Puskesmas di masing-masing Kecamatan terus bergerak dalam meminimalisir terjadinya wabah tersebut, dengan cara mensosialisasikan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Jika terdapat genangan air, maka harus segera dibersihkan.
“Masyarakat ini kan cenderung cuek karena memang dianggapnya itu air bersih, padahal air bersih itu justru kesenangan nyamuk-nyamuk DBD. Ya kita harus PHBS salah satunya itu membuang jentik nyamuk, dengan mengubur sampah dan membersihkan bak air yang memang sudah muncul jentik nyamuk disitu,” beber dia.
Selain DBD, penyakit yang harus diwaspadai saat momen pasca banjir seperti penyakit kulit, diare, Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA).
Pihaknya mengaku akan terus memantau
yang dibantu puskesmas dan pemerintah setempat, sekaligus mengantisipasi
terjadinya Kejadian Luar Biasa (KLB) DBD melalui sejumlah pencegahan. (Mudofar)
Tidak ada komentar