900 Ribuan Vaksin Diupayakan untuk Warga Pandeglang
Juru bicara Satgas Penanganan Covid-19 Kabupaten Pandeglang, dr. Achmad Sulaiman. |
KRAKATAURADIO.COM, PANDEGLANG - Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Kabupaten Pandeglang, dr. Achmad Sulaiman mengatakan, pihaknya berupaya menyiapkan kurang lebih 900 ribuan vaksin untuk masyarakat Kabupaten Pandeglang.
Saat ini, Dinas Kesehatan (Dinkes) Pandeglang masih melakukan koordinasi dengan pihak-pihak terkait perihal pengadaan vaksinasi Covid-19 tersebut.
“Kita masih bikin namanya micro planning maksudnya ini penjadwalan dan juga kepada siapa nih tujuannya nanti vaksinasi akan dilakukan. Betul kurang lebih 900 ribuan dosis yang kita rencanakan untuk dimintakan ke Provinsi,” ujar dia kepada Krakatau Radio, Kamis (19/11).
Ia menyebut, vaksin yang nantinya sampai di Pandeglang, akan diprioritaskan kepada tim medis, kelompok yang mempunyai resiko tinggi terpapar Covid-19 dan orang-orang yang pernah kontak langsung atau erat dengan orang yang terkonfirmasi positif Covid-19.
“Yang divaksinasi adalah pertama tenaga kesehatan, terus satgas yang sempat kontak dengan pasien-pasien dan beberapa OPD (Organisasi Perangkat Daerah) yang juga terkait dengan kegiatan Covid di Kabupaten kita,” terangnya.
Pria berkacamata ini menyampaikan, pengadaan vaksin tersebut masih belum dipastikan waktu kedatangannya di Kabupaten Pandeglang. Menurut penuturannya, terdapat sejumlah tahapan yang harus dilalui oleh Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Provinsi Banten hingga akhirnya didistribusikan.
“Sementara memang informasinya untuk Desember ini kita belum menerima kelanjutannya untuk Banten kapan untuk diadakan vaksinasi. Kemungkinan setelah tahun 2020 ini kelihatannya,” sambungnya.
Pemberian vaksin secara teknis di lapangan, kata dia, berkaca pada simulasi vaksinasi yang ditinjau langsung Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Puskesmas Tanah Sareal, Kota Bogor, Jawa Barat, Rabu (18/11/2020) kemarin.
“Nah itu kan langkah bagus ya.
Ini mungkin nanti Pandeglang akan meniru seperti itu pelaksanaannya di
tiap-tiap kecamatan dalam hal ini kalau misalnya gak memungkinkan di puskesmas karena
puskesmasnya terlalu kecil mungkin ada suatu tempat dan kita harus simulasi dahulu
supaya tidak terjadi kerumunan yang malahan berpotensi penularan,” pungkasnya. (Mudofar)
Tidak ada komentar