BMKG Sebut Fenomena La Nina Berlangsung Sampai Desember, Masyarakat Diminta Waspada
Ilustrasi musim hujan. |
KRAKATAURADIO.COM, PANDEGLANG - Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kota Serang menghimbau agar masyarakat yang ada dua Kabupaten, yakni Kabupaten Pandeglang dan Lebak mewaspadai fenomena iklim La Nina.
Sebab, dampak La Nina mengakibatkan curah hujan meningkat sehingga berpotensi menjadi pemicu terjadinya bencana seperti banjir dan tanah longsor.
“BMKG telah menganalisa beberapa bulan kemarin terindikasi fenomena-fenomena La Nina. La Nina ini kita tahu banyak mengandung uap airnya jadi boleh dibilang memang akan terjadi curah hujan yang curah hujan yang cukup banyak hingga sampai Desember dengan intensitas sedang sampai lebat,” ujar Kepala Seksi (Kasi) Data dan Informasi BMKG Kota Serang, Tarjono melalui sambungan telpon.
Tarjono mengungkapkan, walaupun fenomena iklim La Nina cenderung menurun di bulan Desember, namun puncak musim penghujan diprediksi akan terjadi sampai dengan bulan Februari 2021.
“Khususnya Pandeglang untuk prediksinya, pagi cerah berawan hingga cerah, mulai siang hingga sore bahkan ada yang hingga malam itu berpotensi hujan ringan hingga sedang. Untuk wilayah Banten yang akan memasuki musim penghujan lebih dahulu adalah wilayah Lebak terutama Lebak bagian tengah yaitu pada dasarian kedua bulan Oktober,” terang dia.
Sementara itu, menjelang musim hujan di Pandeglang, Taruna Siaga Bencana (Tagana) Pandeglang mulai memetakan beberapa wilayah yang memiliki potensi banjir setiap tahunnya.
Ketua Tagana Pandeglang, Ade Mulyana mengatakan, berdasarkan data sedikitnya 18 Kecamatan yang ada di Kabupaten Pandeglang memiliki potensi banjir, diantaranya Kecamatan Saketi, Bojong, Picung, Sindangresmi, Munjul, Angsana, Cikeusik, Panimbang, Sobang, Sukaresmi, Patia, Pagelaran, Labuan, Cisata, Menes, Cikedal, Carita dan Cigeulis.
“Kalau wilayah Pandeglang di guyur hujan deras selama beberapa hari, potensi banjir ada di 18 Kecamatan. Tetapi kalau hujanya hanya sehari paling di 13 Kecamatan,” katanya seperti dikutip bantenhits.com.
Selain memetakan wilayah yang memiliki potensi banjir, Tagana juga menyiapkan anggotanya yang tersebar di 35 Kecamatan untuk mensosialisasikan tanggap siaga bencana. Agar, ketika terjadi banjir tidak ada korban jiwa.
“Kami melalui KSB (Kampung Siaga
Bencana) dan para anggota di tiap Kecamatan sudah mensosialisasikan sejak
dini,” ujarnya. (Mudofar)
Tidak ada komentar