Sekolah di Pandeglang Bakal Belajar Tatap Muka Pertengahan Agustus
Rapat Koordinasi Pembelajaran Tatap Muka di aula Kantor Dindikbud Pandeglang, Senin (27/07/2020). |
KRAKATAURADIO.COM, PANDEGLANG - Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Kabupaten
Pandeglang, Banten, menargetkan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) secara tatap
muka di seluruh sekolah tingkat PAUD, SD, SMP, akan digelar pada minggu kedua bulan
Agustus 2020 mendatang.
Kepala Dindikbud Pandeglang, Taufik Hidayat mengatakan,
rencana itu mengacu pada Surat Keputusan Bersama (SKB) 4 Kementerian yakni
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Kesehatan, Kementerian Agama
dan Kementerian Dalam Negeri tentang panduan penyelenggaraan pembelajaran pada
tahun ajaran dan tahun akademik baru di masa pandemi Covid-19 bagi satuan
pendidikan formal dari pendidikan tinggi dan usia dini dan non formal.
Selain itu, Dindikbud juga telah melakukan penyebaran angket
kepada orang tua siswa, Kepala Sekolah, penilik, komite, serta para pengawas
dan hasilnya sepakat serta menginginkan proses belajar mengajar tatap muka
segera diberlakukan.
“Walaupun hasilnya sepakat dari semua pihak, akan tetapi kita
tetap harus mengacu pada surat edaran Kementerian seperti apa teknisnya,
setelah kita mengkaji lebih dalam surat edaran tersebut, ternyata di
perbolehkan proses belajar mengajar di sekolah, manakala menerapkan protokol
kesehatan,” ujarnya saat Rapat Koordinasi Pembelajaran Tatap Muka di aula Kantor Dindikbud Pandeglang, Senin (27/07).
Ditempat sama, Sekretaris Daerah (Sekda) Pandeglang, Pery Hasanudin menyatakan,
prinsip utama pendidikan di masa pandemi Covid-19 adalah kesehatan dan
keselamatan peserta didik, pendidik, tenaga kependidikan, keluarga dan
masyarakat sebagai prioritas utama dalam menetapkan kebijakan pembelajaran.
“Pemberlakuan proses belajar mengajar tatap muka harus
betul-betul menerapkan protokol kesehatan, dimana pihak sekolah harus memenuhi sarana
dan prasarana protokol kesehatan seperti menggunakan masker baik siswa maupun
tenaga pengajarnya, menyediakan tempat cuci tangan, hand sanitizer dan lain
sebagainya,” katanya.
Menurut Pery, proses belajar jarak jauh yang saat ini di
berlakukan justru dinilai kurang efektif, karena banyaknya kendala yang dialami
oleh orang tua siswa, anak didik serta guru pengajar, belum lagi kendala teknis
bagi orang tua yang tinggal di wilayah pedalaman dimana jaringan selular tidak
ada.
“Pokoknya banyak faktor yang tidak mendukung, makanya banyak
saran dan masukan dari semua komponen yang terlibat di dunia pendidikan
menginginkan proses belajar di sekolah segera di berlakukan,” imbuhnya. (Mudofar)
Tidak ada komentar