Juli 2020, 6.169 Anak di Pandeglang Derita Stunting
Kegiatan Rembuk Stunting di Hotel Rizki Pandeglang, Senin (27/07/2020). |
KRAKATAURADIO.COM, PANDEGLANG - Dinas Kesehatan (Dinkes) Pandeglang mencatat, hingga Juli 2020
jumlah anak penderita stunting atau gagal tumbuh sebanyak 6.169. Kasus ini lebih
tinggi dibandingkan tahun 2019 sebanyak 5.613.
Kepala Dinkes Pandeglang, Rd Dewi Setiani mengatakan, kerja
sama lintas sektoral sangat diperlukan karena saat ini masih ditemukan balita
stunting di Kabupaten Pandeglang. Dinas Kesehatan Kabupaten Pandeglang
mencatat, sampai Juli 2020 pravelensi penderita stunting sebanyak 6.169 atau berada
di angka 4,1 persen.
“Jumlah itu meningkat dibanding tahun sebelumnya, yakni tahun
2019 hanya tercatat 5.613 atau 3,73 persen,” kata dia seusai menghadiri acara
rembuk stunting dengan 35 puskesmas di Pandeglang, di Hotel Rizki Pandeglang,
Senin (27/07).
Menurut dia, kegiatan ini bertujuan untuk menguatkan peran
serta seluruh stakeholder dalam upaya percepatan penanganan kasus stunting. Ia
menjelaskan, stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak akibat kekurangan
gizi kronis dan infeksi berulang pada 1.000 hari pertama kehidupan anak (usia
emas) yaitu sejak janin hingga anak berusia 2 tahun.
Gagal tumbuh yang dimaksud adalah pada tubuh dan otak anak.
Oleh karena itu, kata Dewi, kasus stunting tidak sepenuhnya tanggung jawab
Dinas Kesehatan semata.
“Untuk menangani kasus ini tidak bisa terpaku pada salah satu
organisasi perangkat daerah (OPD) tertentu, karena ini masalah yang sangat
kompleks, sehingga hari ini semua stakeholder termasuk tokoh masyarakat
berkoordinasi dalam upaya penanganan stunting,” katanya.
Dewi menuturkan, meskipun di tengah pandemi Covid-19, pihaknya
tetap melakukan penanganan serta pencegahan stunting.
“Meskipun sedikit terhambat, namun kami tetap berupaya agar
stunting di Kabupaten Pandeglang tidak semakin buruk. Penanganannya kami
prioritaskan kepada ibu hamil dan remaja putri,” ucapnya.
Ditempat yang sama, Bupati
Pandeglang, Irna Narulita mengaku sangat berharap semua pihak bersatu dalam
mencegah dan mengentaskan bayi stunting di Kabupaten Pandeglang. Karena kata
dia, tanpa ada keterlibatan semua pihak, sulit untuk melakukan pengetasan
tersebut.
“Lokus penuntasan di 6 kecamatan
10 desa, Alhamdulillah turun hampir 18 persen. Harapan kami tahun ini gerak
lagi ditengah pandemi Covid-19. Walaupun ada ketebatasan, jangan sampai
bertambah lagi stunting. Tentu saja semua pihak harus bersama-sama menuntaskan
ini” pungkasnya.
Sementara itu, Ketua Komisi IV DPRD Pandeglang, Habibi Arafat
mengungkapkan, kasus stunting bukan hanya tugas besar dari pemerintah, namun juga
harus melibatkan semua komponen.
“Kita saling mengawasi, stunting merupakan persoalan besar.
Saya harap setiap tahun ada progres penurunan,” kata dia.
Ia berharap, kegiatan yang dilakukan Dinkes dan Puskesmas
lebih menyentuh karena stunting sangat mengancam generasi bangsa.
“Pemahaman stunting harus dari mulai ibu hamil. Saya ingin
dari jajaran atas hingga bawah lakukan kerja nyata. Kita harus kompak karena
stunting tugas kita semua,” imbuhnya. (Mudofar)
Tidak ada komentar