Data Penerima Bansos di Pandeglang Ngawur, Orang Meninggal dan Mampu Masuk Data Penerima

Anggota DPRD Kabupaten Pandeglang, Dede Sumantri.

KRAKATAURADIO.COM, PANDEGLANG - Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Pandeglang, Dede Sumantri mengatakan, data penerima bantuan sosial (bansos) berupa Bantuan Sosial Tunai (BST) dari Kementerian Sosial (Kemensos) sebesar Rp 600.000 per tiga bulan di Kabupaten Pandeglang, banyak yang tidak sesuai dengan kenyataan di lapangan. Hal itu lantaran, masih adanya warga yang sudah meninggal dunia dan warga mampu namun masih terdata.

“Yang banyak beredar sekarang itu adalah mengenai tentang kurang tepat sasarannya data-data. Yang meninggal masih ada yang dapat, yang mampu ada yang dapat, yang kurang mampu ada yang tidak dapat. Ini data kita yang masih semrawut, amburadul karena data tahun 2015 masih dipake dan tidak diupdate,” kata Dede, Rabu (13/05).

Oleh karena itu, ia berharap permasalahan tersebut segera diselesaikan oleh Dinas Sosial, karena akan menjadi sebuah polemik di masyarakat. Selain itu agar program tersebut benar-benar tepat sasaran.

“Oleh karena itu harapan kami dari DPRD bahwa masalah data ini adalah PR terbesar kita di Kabupaten Pandeglang sehingga kalau data ini masih belum diperbaiki sulit kayanya untuk program-program itu tepat sasaran. Salah satunya adalah data yang harus diperbaiki,” jelasnya.

Baca: Wabup Tanto: Jika Data Penerima Dobel, Uang Dikembalikan ke Negara

Politisi PKS ini berpesan kepada masyarakat untuk tetap menjaga kesehatan dan mengikuti anjuran pemerintah. Selain itu, kepada warga Pandeglang yang berada di zona merah penyebaran Covid-19, agar tidak mudik terlebih dahulu.

“Lebaran sekarang itu kan beda dengan lebaran seperti biasanya karena kita dihadapkan dengan musibah Covid-19. Kita harapkan masyarakat yang di Jakarta jangan dulu mudik kasian yang di kampung, dan juga yang di kampung agar memperhatikan protokol pemerintah untuk tetap menjaga jarak dan juga kalau keluar pakai masker, sehingga rantai penyebaran Covid-19 ini bisa cepat teratasi sehingga kita bisa lepas dan bebas kembali,” imbuhnya.

Terpisah, Kepala Dinsos Kabupaten Pandeglang, Nuriah memastikan bila kesalahan data penerima Bansos tidak akan kembali terjadi pada saat pembagian bansos di tahap selanjutnya.

“Ada yang dobel, ada yang meninggal. Karena data yang pusat tahap satu itu DTKS (Data Terpadu Kesejahteraan Sosial)-nya ambil dari data SIKS-NG (Sistem Informasi Kesejahteraan Sosial–Next Generatin) tahun 2015. Semoga saja untuk yang tahap dua tidak ada lagi yang dobel. Karena, kita juga sudah berupaya untuk menekankan kepada camat-camat kalau yang dobel uangnya jangan disalurkan dan harus dikembalikan,” katanya.

Baca: PWI Pandeglang Santuni Anak Yatim dan Tebar Paket Makanan

Meskipun memang diakuinya banyak data penerima yang tumpang tindih, namun mantan Camat Cimanuk ini belum bisa merinci berapa banyak data penerima tersebut. Pasalnya proses penyaluran belum menyentuh seluruh Desa.

“Kita belum tahu berapa banyak soalnya kan belum direkap semua, kan baru disebar kemarin dan format penghapusannya juga ke Camat,” pungkasnya. (Mudofar)