Tim Gugus Pandeglang Tracking Warga yang Kontak dengan WNA Bangladesh dan Warga Meninggal Positif Covid-19
Jubir Tim Gugus Pencegahan dan Penyebaran Virus Corona (Covid-19) Kabupaten Pandeglang, dr. Ahmad Sulaeman (tengah) saat konferensi pers di Pendopo, Kamis (16/04/2020). |
KRAKATAURADIO.COM, PANDEGLANG - Juru Bicara Tim
Gugus Pencegahan dan Penyebaran Virus Corona (Covid-19) Kabupaten Pandeglang,
dr. Ahmad Sulaeman mengatakan, pasca adanya Warga Negara
Asing (WNA) asal Bangladesh yang datang ke Pandeglang dan warga Carita yang
meninggal dunia dan dinyatakan positif virus corona (Covid-19), tracking atau pelacakan
terhadap warga yang pernah melakukan kontak akan terus dilakukan guna mencegah
penyebaran Covid 19.
Ia mengatakan, jika kelima WNA
jemaah asal Bangladesh tersebut sudah meninggalkan Pandeglang pada Kamis (16/04) pukul
14.30 WIB, untuk dievakuasi menuju RS Darurat Covid-19 Wisma Atlet Kemayoran,
Jakarta.
“Yang dua (WNA) memang reaktif
saat di rapid tes. Namun kami akan menunggu hasil swab yang saat ini sedang
dilakukan. Jika positif tentu ini pekerjaan besar yang harus kami lakukan,”
katanya saat melakukan Konferensi Pers dengan awak media di Pendopo Pandeglang,
Kamis (16/04).
Dirinya menghimbau agar
masyarakat jangan panik, karena Tim Gugus akan terus melakukan pemantauan. Ia
pun meminta warga jangan menyembunyikan jika ada warga atau saudaranya yang pernah
kontak dengan WNA atau warga yang positif Covid-19 di Carita.
Sementara, terkait warga Kecamatan
Carita yang meninggal dunia dan dinyatakan positif Covid-19 berdasarkan hasil
swab, ia menjelaskan, bahwa warga tersebut bukan merupakan pasien PDP ataupun
ODP di Kabupaten Pandeglang.
Ia menerangkan, berdasarkan kronologis, warga Carita
itu adalah seorang wanita berusia 45 tahun yang diketahui sebagai pekerja
konveksi di wilayah Cipondoh Kota Tangerang.
Dia diketahui pulang ke rumah
orang tuanya di Kecamatan Carita pada Senin 30 Maret 2020, dengan keadaan fisik
sedang sakit.
“Pasien itu memang lama di Tanggerang,
kartu keanggotaan BPJS-nya pun tercantum alamat Tanggerang, tapi memang kampung
halamannya di Kecamatan Carita,” tuturnya.
Masih kata Ahmad, dua hari setelah pulang ke Carita, dia mengeluhkan sakit sehingga dirawat di klinik terdekat
dengan gejala mengarah ke Covid-19.
Selanjutnya dirujuk ke RSUD
Berkah Pandeglang dan dilanjutkan ke RSUD Banten dengan status Pasien Dalam
Pengawasan (PDP). Setelah beberapa hari dilakukan perawatan di RSUD Banten dan
sempat masuk ICU serta dilakukan swab, pada 4 April 2020, PDP itu meninggal
dunia. Kemudian langsung dimakamkan dengan protokol Covid-19 di kediaman orang
tuanya di wilayah Carita.
“Setelah dirawat tak kujung
sembuh, akhirnya dilakukan rontgen dan hasilnya menuju ke arah Covid-19, setelah
itu dirujuk ke RSUD berkah, selanjutnya dibawa RSUD Banten. Setelah di tes
swab dan menunggu dua minggu hasilnya positif Covid-19,” jelasnya.
Setelah adanya kasus positif
Covid-19 di Pandeglang, Tim Gugus langsung melakukan tracking dengan seluruh
yang pernah kontak dengan pasien tersebut.
“Kita sudah lakukan karantina
bagi pegawai klinik sementara keluarga yang kontak dengan pasien itu sedang
dalam masa isolasi,” pungkasnya.
Kabag Humas dan Protokol Setda Kabupaten
Pandeglang, Tb Nandar Suptandar menambahkan, bahwa riwayat perjalanan pasien sejak
datang ke Pandeglang sudah kontak dengan keluarga dan tetangga.
“Pihak Puskesmas dan tim gugus langsung
melakukan tracking perjalanan pasien dan keluarganya. Kini juga keluarganya
kami lakukan isolasi mandiri dan kami terus melakukan pemantauan terhadap
mereka,” jelasnya.
Begitu juga, kata dia, tenaga kesehatan
di klinik yang pernah dikunjungi sudah melakukan isolasi mandiri selam dua
minggu ini.
“Rencananya dalam waktu dekat
bakal di rapid test,” ucapnya.
Semua yang dilakukan isolasi itu,
tambahnya, kebutuhan pokoknya bakal dijamin pemerintah.
“Kami jamin kebutuhan pokoknya
juga selama isolasi mandiri,” tutur dia. (Mudofar)
Tidak ada komentar