Pandeglang Perpanjang Kegiatan Belajar di Rumah hingga 29 Mei

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Pandeglang, Taufik Hidayat.

KRAKATAURADIO.COM, PANDEGLANG - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pandeglang melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) sepakat untuk memperpanjang masa libur sekolah bagi siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) atau sederajat, Sekolah Dasar (SD) sederajat serta siswa Taman Kanak-kanak (TK).

Awalnya Pemkab Pandeglang meliburkan aktivitas belajar mengajar di sekolah hingga 31 Maret 2020. Namun karena merebaknya virus corona (Covid-19), kebijakan itu kembali diperpanjang hingga 29 Mei 2020 mendatang.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Pandeglang, Taufik Hidayat mengatakan, perpanjangan itu dilakukan sesuai dengan Edaran Mendikbud nomor 4 tahun 2020 tentang pelaksanaan kebijakan pendidikan dalam masa darurat penyebaran covid-19.

“Bagaimana kita juga harus merancang itu semua maka proses belajar mengajar dirumah dilaksanakan tetap sebagaimana yang kemarin kita sudah lakukan dan sekaran diperpanjang kembali dengan keputusan bupati. Maka kita akan berlakukan bahwa keadaan darurat kabupaten Pandeglang dari mulai 18 Maret sampai 29 Mei,” terangnya kepada Krakatau Radio, Kamis (26/03).

Baca: Tangani Covid-19, Tiga Lembaga Sosial Sinergi dengan Pemkab Pandeglang

Taufik menjelaskan, pembelajaran nantinya dilakukan melalui sistem online antara guru dengan para siswa. Perpanjangan masa belajar di rumah tersebut diharapkan dapat memutus penularan virus corona yang kian masif.

“Artinya anak-anak sekolah tidak harus ke sekolah tetapi tetap belajar dirumah dengan dipandu oleh bapak dan ibu gurunya,” katanya.

Karena dalam posisi darurat, tambah dia, proses belajar mengajar tidak harus mengikuti target kurikulum yang maksimal. Selain itu, belajar dirumah dapat difokuskan pada pendidikan kecakapan hidup antara lain mengenai pandemi Covid-19.

“Jadi proses belajarnya seperti itu, apa sih pandemi ini, awalnya seperti apa, bagaimana penuntasan, bagaimana mereka harus melakukan pembiasaan-pembiasaan. Ini mungkin akan menjadikan titik tekan proses belajar ada disana,” pungkasnya. (Mudofar)