Penyaluran Bantuan Dana Jadup Lama, Ini Penjelasan Kemensos
Direktur Jenderal (Dirjen) Perlindungan dan Jaminan Sosial Kemensos RI, Harry Hikmat. |
KRAKATAURADIO.COM, LABUAN - Penyaluran bantuan dana Jaminan hidup (Jadup) bagi korban
terdampak bencana tsunami selat sunda baru disalurkan Sabtu (02/11/2019) oleh
Kementerian Sosial (Kemensos) RI. Butuh waktu hampir setahun sejak peristiwa
bencana tsunami terjadi pada 22 Desember 2018 lalu. Penyaluran sendiri diberikan
melalui rekening korban untuk memastikan dana tersebut tidak disalahgunakan.
Direktur Jenderal (Dirjen) Perlindungan dan Jaminan Sosial
Kemensos RI, Harry Hikmat menyatakan, alasan keterlambatan penyaluran dana
bantuan Jadup ini karena kesiapan data calon penerima. Apalagi pemerintah ingin
memastikan calon penerima benar-benar warga yang terkena dampak bencana.
“Memang kan kalau dalam situasi bencana begini kadang kala
daftar nama dan alamat itu sudah tidak sesuai dengan kondisi awal. Bisa jadi
rumah yang terdampak misalkan habis hancur pada waktu tsunami sehingga alamat
yang digunakan bukan alamat disitu tapi alamat saudaranya atau alamat di
Huntara. Sementara pada saat disalurkan bantuan korban sudah bergeser tempatnya
sehingga mobilitas dari korban ini juga sangat menentukan kecepatan kita dalam menyalurkan
bantuan,” terang dia.
Untuk memudahkan penyaluran bantuan, pihaknya sudah mengingatkan
kepada pihak bank yang melakukan verifikasi dan validasi data agar memudahkan
proses penyaluran. Apalagi tambah dia, jika alamat penerima sudah tidak lagi
berada di tempat semula.
“Tidak hanya mengandalkan jaringan BRI tetapi juga bisa
bersama-sama kembali dengan dinas sosial kita punya tagana, pendamping PKH, ada
PSM, karang taruna, ada TKSK yang notabene ini kan orang Pandeglang jadi
sedikit banyak akan bisa membantu untuk mencari keluarga korban yang katakanlah
alamatnya sudah berpindah atau ada yang sudah meninggal atau pindah keluar kota.
Kalau pindah luar kota pun bisa kita atasi karena bank bisa melakukan pencairan
di kota lain karena antar bank sudah terkoneksi,” tutur dia.
Asisten Daerah (Asda) bidang Ekonomi dan Pembangunan, Indah
Dinarsiani menyatakan hal yang sama. Menurut dia, data korban bencana tsunami
banyak yang hilang atau rusak. Untuk itu perlu waktu untuk mengurus segala
persyaratan dan administrasi bagi para calon penerima bantuan Jadup.
“Ini memang yang didata karena manusia ini data terus berubah. Yang awal sesuai keputusan Bupati
jumlah KK terdampak ini ada 1.033 KK tetapi setelah dilakukan validasi ini ada 1.033
yang disetujui akan mendapatkan bantuan jaminan hidup dengan jumlah 4.010
jiwa,” terang dia. (Mudofar)
Tidak ada komentar