Insiden Penusukan Wiranto, Bupati: Tidak Bisa Diterima Akal Sehat
Bupati Pandeglang, Irna Narulita. |
KRAKATAURADIO.COM, PANDEGLANG - Bupati Pandeglang, Irna Narulita
menyesalkan insiden penusukan yang dilakukan seorang pria terhadap Menteri
Koordinator Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Wiranto, di Alun-alun
Menes, Kabupaten Pandeglang, Banten, Kamis (10/10/2019) siang. Menurut Irna,
adanya peristiwa tersebut membuat masyarakat menjadi khawatir terhadap
gerakan-gerakan radikal.
“Jadi saya sangat menyesalkan
kejadian seperti ini, harusnya diberikan apresiasi penghargaan
setinggi-tingginya, namun terjadi hal yang sangat-sangat tidak bisa diterima
oleh akal sehat,” kata dia kepada awak media di RSUD Berkah Pandeglang.
Irna menambahkan, kedatangan
Wiranto ke Pandeglang untuk menghadiri peresmian acara yang digelar Universitas
Mathla'ul Anwar (UNMA) Banten. Ia juga sempat menemani Wiranto dalam acara
tersebut.
Ia memandang Wiranto mempunyai
jasa yang besar dalam memajukan dunia pendidikan di Pandegalng, mengingat
kedatangannya ke Pandeglang untuk meresmikan gedung kuliah bersama UNMA yang
merupakan bantuan dari pemerintah pusat melalui peran Wiranto.
“Beliau menjadi keluarga besar
Mathla'ul Anwar sudah 25 tahun yang saya tahu. Karena saya bukan yang
mengundang, hanya undangan saja saya sehingga saya menghormati dan
mengapresiasi atas dedikasi beliau kontribusi beliau untuk membantu besarnya
majunya dunia pendidikan melalui perguruan besar Mathla'ul Anwar, jadi
persemian ini pun bantuan dari pak Jokowi, pemerintah pusat sehingga
betul-betul banyak kontribusinya untuk dunia pendidikan di Pandeglang,”
ujarnya.
Irna menegaskan, kedua pelaku
penyerangan yang merupakan pasangan suami istri (pasutri) tersebut bukanlah
warga Pandeglang. Mereka diketahui baru tinggal beberapa bulan di Pandeglang,
tepatnya di Kampung Sawah, Desa Menes, Kecamatan Menes.
“Itu bukan warga pandeglang, saya
dengar tadi melalui pak Kapolda nanti konfirmasi lagi bahwa mereka baru dua
bulan di pandeglang, dan seterusnya nanti sedang dalam pendalaman,” terang dia.
Untuk mengantisipasi kejadian
tersebut agar tidak terulang, tambah dia, pemerintah daerah akan melakukan
evaluasi terhadap warga yang datang dan menetap di Pandeglang seraya memberikan
penyuluhan terhadap generasi milenial agar tidak terpapar paham radikal.
“Sehingga betul betul harus kita
pelajari bahwa kami pendekatan terus dengan kaum millenial, dengan MUI dan
sluruh stakeholder dibawah untuk jangan sampai kita terhasut dengan paham-paham
radikalisme yang sangat membahayakan. Kita harus merawat NKRI merawat persatuan
kesatuan ini tidak mudah tetapi kita harus punya kemauan besar bahwa Indonesia
akan menjadi negara yang maju bermartabat tapi jangan sampai mudah kita di adu
domba,” imbuhnya. (Mudofar)
Tidak ada komentar