Seratus Prajurit TNI Dipulangkan Usai Bangun 100 Huntara
Prajurit TNI dipulangkan usai bangun hunian sementara (Huntara) di Kecamatan Carita dan Labuan, di halaman Kodim 0601 Pandeglang, Jumat (05/04/2019). Foto twitter Humas Pandeglang. |
KRAKATAURADIO.COM, PANDEGLANG - Seratus prajurit TNI yang telah
membangun Hunian Sementara (Huntara) selama masa bakti dua bulan di Kecamatan
Carita dan Labuan, Kabupaten Pandeglang, resmi dipulangkan oleh Bupati
Pandeglang, Irna Narulita ke kesatuannya masing-masing. Hasilnya, 100
prajurit itu mampu menyelesaikan 100 unit Huntara.
Bupati Pandeglang, Irna Narulita,
mengapresiasi kinerja prajurit TNI yang tidak pernah lelah melayani masyarakat yang
menjadi korban tsunami Selat Sunda di Pandeglang.
“Saya ucapkan selamat berkumpul
dengan keluarga dan mudah-mudahan tidak bosan, tidak lelah tidak letih apabila
kami nanti memerlukan lagi tenaga para relawan dari prajurit gabungan personil huntara
ini apabila kami memerlukan lagi bantuan tenaga moril dan materiil dari
bapak-bapak sekalian,” kata Irna saat menyampaikan sambutan pelepasan pasukan
di Halaman Kodim 0601 Pandeglang, Jumat (05/04).
Irna menilai, keberadaan TNI mampu meringankan beban masyarakat. Karena selain memberi bantuan tenaga,
mereka juga memberi sumbangsih dalam hal pemikiran.
“Masyarakat kami sangat terbantu
bisa mengisi berkat prajurit tercinta. Kami sekali lagi ucapkan terima kasih
atas perjuangan 2 bulan, tidak lelah dan letih bersama masyarakat kami,
ditambah wawasan maayarakat juga bertambah karena hadirnya TNI,” katanya.
Sementara itu, Dandim 0601
Pandeglang, Letkol Inf. Denny Juwon Pranata mengatakan, 100 tentara itu berasal
dari satuan Kodim 0601 Pandeglang, Yonif 320 Badak Putih, Yonsipur III Bandung,
dan Yonsibang Bandung.
“Mereka ditugaskan selama dua
bulan untuk menyelesaikan 100 unit Huntara,” katanya.
Meski pembangunan Huntara belum
seluruhnya selesai, tambah Dandim, namun saat ini TNI hanya dilibatkan untuk
pembangunan 100 Huntara. Sedangkan ratusan Huntara lain yang belum terbangun,
akan ditanggulangi oleh Pemerintah Daerah.
Namun demikian, pihaknya akan
selalu siap apabila tenaga TNI diperlukan lagi untuk membantu membangun Huntara
atau bahkan Huntap.
“Namun kami siap apabila
sewaktu-waktu prajurit TNI kembali diperlukan. Karena itu kan standar oprerasi
dimana TNI dibutuhkan, maka disitu TNI ditugaskan,” ujar dia.
Kepala Dinas
Perumahan Kawasan Pemukiman dan Pertanahan (DPKPP) menyebutkan, meski TNI sudah
menyelesaikan pembangunan 100 unit Huntara, namun kebutuhan Huntara di daerah
terdampak belum seluruhnya terbangun.
“Semua yang harus dibangun itu
kan 481 unit, yang sudah terbangun 100 unit. Sisanya 381 unit, lokasinya ada
yang di Citanggok, Kecamatan Labuan, Desa Sukaresmi, Kecamatan Sukaresmi, dan Desa
Mekarsari, Kecamatan Panimbang,” ungkapnya.
Namun begitu, sisa pembangunan
Huntara itu akan dikelola oleh tenaga ahli yang dikoordinir oleh Badan
Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD). Setiap unitnya pun tetap dialokasi dengan
biaya yang sama, yakni Rp 14,4 juta per unitnya.
“Kalau yang di Panimbang dan
Sukaresmi nanti akan dikerjakan oleh tenaga ahli, namun leading sectornya ada
di BPBD. Kalau site plan juga tergandung kondisi tanah dan kebutuhan jumlah
yang dibangun. Jadi site plan menyesuaikan, karena ada penunjangnya juga
seperti mushola, jalan lingkungan, dan sarana lainnya,” ungkapnya. (Mudofar)
Tidak ada komentar