Warga Sumur dan Mahasiswa Tagih Janji Pemerintah Soal Bantuan Kapal Nelayan
Ratusan massa saat aksi didepan kantor Bupati Pandeglang, Selasa (12/02/2019). |
KRAKATAURADIO.COM, PANDEGLANG - Ratusan massa dari Kecamatan Sumur dan Aliansi Pemuda
Mahasiswa Peduli Bencana (APMPB) Kabupaten Pandeglang, melakukan aksi
demonstrasi didepan kantor Bupati Pandeglang, Selasa (12/02/2019). Aksi ini
dilakukan untuk menagih janji pemerintah dalam hal ini Kementerian Kelautan dan
Perikanan (KKP) soal bantuan pasca bencana tsunami Selat Sunda.
Dari atribut yang dibawa massa, menunjukkan reaksi kecewa dan
kesal dengan sikap pemerintah yang tidak juga merealisasikan janjinya untuk
membantu para nelayan di Kecamatan Sumur.
Salah seorang nelayan asal Desa Tamanjaya, Kecamatan Sumur
Wiranto mengatakan, dua hari setelah diguncang bencana tsunami, KKP menjanjikan
bantuan atas perahu dan alat tangkap nelayan yang rusak. Namun sudah hampir dua
bulan berlalu, janji itu tidak juga terealisasi.
“Kami di sini menuntut hak-hak kami, kami di sini masih butuh
makan dan perekonomian. Sementara perahu dan bagang kami rusak. Semua perahu di
wilayah kami hancur,” katanya.
Akibatnya, kata dia, aktivitas ekonomi mereka lumpuh lantaran
tidak bisa melaut sehingga sulit memenuhi kebutuhan sehari-hari.
“Setelah lebih dari 1 bulan, masyarakat masih menghadapi
persoalan serius terutama soal ekonomi yang sampai saat ini masih lumpuh,
terutama korban di wilayah pesisir yang mayoritas masyarakat menjadi seorang
nelayan,” jelasnya.
Massa lain dari Desa Tunggal Jaya, Anang menambahkan, tuntutan
ini terpaksa disampaikan karena belum ada tanda-tanda pemerintah akan membantu
mereka. Sedangkan kondisi ekonomi sudah semakin terdesak. Sementara sarana
mereka mencari nafkah sudah hancur dihantam tsunami.
“Bukan cuma itu, wacana KKP menurunkan 4 buah bengkel bergerak
sebagai upaya membantu perbaikan kapal nelayan juga belum ada kabar apapun,”
tuturnya.
Untuk itu, massa mendesak Pemerintah Daerah bergerak aktif
menagih janji KKP. Pemkab diingatkan untuk menjalankan komitmennya dalam
membantu masyarakat terdampak bencana. Soalnya selama ini, warga melihat lebih,
peran relawan lebih besar dalam memulihkan kondisi di Sumur ketimbang
pemerintah.
Menanggapi hal itu, Kepala Dinas Perikanan Kabupaten
Pandeglang, Wowon Dirman membantah bila tidak mengupayakan bantuan bagi
nelayan. Karena dia telah melayangkan usulan bantuan bagi nelayan. Sebanyak
1.300 kapal diajukan termasuk alat tangkap lainnya seperti jaring untuk
membantu nelayan.
“Alat tangkap itu sudah kami ajukan ke kementerian. Tapi data
sementara yang di update. Jadi kami sedang memperjuangkan. Data sementara hasil
validasi ada kurang lebih 1300-an Perahu yang rusak," jelasnya.
Hanya saja dijelaskan Wowon, belum ada tindaklanjut dari
kementerian. Malah Wowon tidak bisa memastikan berapa unit perahu yang dibantu
KKP. Mengingat jumlah kapal yang rusak di Pandeglang tergolong banyak dan
membutuhkan biaya yang besar.
“Saya tidak bisa memastikan itu karena harus disesuaikan
dengan kemampuan pemerintah. Kalau jumlah bantuan yang turun tidak sesuai
dengan pengajuan maka akan dilakukan bertahap karena hal ini tidak akan selesai
dalam 1 tahun,” ujar Wowon.
Adapun menyangkut peran Pemda, Wowon mengaku bahwa instansinya
tidak memiliki anggaran untuk membantu materi bagi nelayan. Dinas Perikanan
hanya mengupayakan bantuan dari provinsi maupun pusat.
“Bantuan sementara yang sudah dilakukan, berasal dari lembaga
lain seperti BPBD, Dinas Sosial, dan Dinas Kesehatan. Jadi kami hanya meminta
bantuan yang melalui provinsi dan pusat,” tuturnya. (Mudofar)
Tidak ada komentar