Tagana Masuk Sekolah, Siswa dan Siswi Diberi Pelatihan Siaga Bencana
Foto bersama anggota Taruna Siaga Bencana (Tagana) bersama siswa dan siswi SDN Sukarame 3, Kecamatan Carita, Kabupaten Pandeglang, Banten, Jumat (15/02/2019). |
KRAKATAURADIO.COM, CARITA - Ratusan siswa
Sekolah Dasar Negeri (SDN) Sukarame 3, Kecamatan Carita, Kabupaten Pandeglang,
Banten, dilatih agar siaga dan tanggap bencana gempa bumi dan tsunami. Mereka
mengikuti simulasi yang diarahkan oleh petugas dari Taruna Siaga Bencana
(Tagana) dibawah naungan Kementerian Sosial (Kemensos) Republik Indonesia.
Dalam simulasi tersebut, siswa
dan siswi dilatih agar dapat menyelamatkan diri dari gempa bumi yang tiba-tiba
terjadi saat Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) tengah berlangsung.
Para guru juga dilatih agar tidak
panik dan menyelamatkan siswa ke tempat yang aman yaitu lapangan terbuka
dibelakang sekolah.
Anggota Tagana Provinsi Banten,
Junaidi mengatakan, kegiatan ini bertujuan untuk membuat siswa dan siswi di SDN
yang letaknya dekat dengan pantai untuk tanggap bencana gempa bumi dan tsunami. Menurutnya, kegiatan tersebut
juga menuju Kabupaten Pandeglang siaga bencana.
“Untuk mengenalkan kepada siswa
bagaimana menghadapi bencana karena yang namanya bencana itu tidak bisa
diprediksi dan diperkirakan khusunya gempa bumi dan tsunami yang pernah kemarin
terjadi di Banten ini,” ujarnya, Jumat (15/02).
Para siswa siswi dan guru saat simulasi terjadinya gempa bumi di sekolah. Mereka berlarian menuju tempat aman yang sudah disiapkan. |
Menurut dia, kegiatan serupa juga
digelar serempak di sekolah lainnya yang ada disepanjang pantai selat sunda.
“Kami mencari titik untuk tahun
ini sekitar 55 sekolah. Jadi selama 5 hari kami 11 tim ini bergerak ke 55
sekolah, jadi sehari itu 11 sekolah kalau 5 hari seluruhnya 55 sekolah,
termasuk yang hari ini di SD Sukarame 3,” imbuh dia.
Ditempat yang sama, Kepala
Sekolah SDN Sukarame 3, Sukiman mengapresiasi kegiatan tanggap bencana yang
digelar disekolahnya. Menurut dia, kegiatan ini sangat penting karena bencana
gempa bumi bisa terjadi kapan saja dan dimana saja.
“Saya ucapkan banyak terimakasih
diadakannya simulasi bencana, karena ini merupakan kewajiban semua pihak dan
kami siap dan menerima saja,” katanya.
Ia menuturkan, di SDN Sukarame 3
ada sebanyak 256 siswa, sementara yang terkena dampak tsunami ada sekitar 100
siswa.
“Ada yang luka berat luka ringan,
baik rumahnya yang rusak ringan dan rusak berat,” tuturnya.
Sementara itu, salah satu siswa kelas 5 SDN
Sukarame 3, Tomi mengatakan, dengan adanya simulasi tersebut, ia bersama
teman-temannya menjadi paham langkah yang harus dilakukan saat terjadi bencana
gempa bumi.
“Siswa jadi mengerti kalau ada
gempa siswa harus sembunyi di kolong meja, kalau keluar kelas harus lari sambil
bawa tas diatas kepala. Larinya ke tempat aman, tempat yang terbuka,” katanya. (Mudofar)
Tidak ada komentar