Aminudin: Banyak Program Bupati yang Keluar Koridor
Anggota DPRD Pandeglang, Aminudin. |
KRAKATAURADIO.COM, PANDEGLANG - Anggota DPRD Pandeglang, Aminudin memandang kepemimpinan
Bupati Pandeglang, Irna Narulita dan Wakil Bupati Pandeglang, Tanto Warsono
Arban dalam memimpin daerah berjuluk ‘kota sejuta santri seribu ulama’ sudah
cukup baik. Namun ia melihat beberapa program yang diusung pasangan Intan
tersebut ada yang keluar dari visi misi yang diusung ketika mencalonkan diri
maju sebagai Kepala Daerah.
“Pertama saya melihat dari kinerja Bupati re evaluasi 2 tahun
setengah itu ada yang terpenuhi juga ada yang belum terpenuhi bahkan ada yang
keluar koridor visi misi beliau, diantaranya kalau saya perhatikan Bupati
Pandeglang itu latah dari proses pembangunan yang ada diluar (daerah),” ujar Aminudin
ketika berbincang dengan Krakatau Radio.
Dijelaskan Aminudin,
beberapa program yang dipandang keluar dari visi misi yaitu program Smart City.
Program tersebut, lanjut Aminudin, tidak pantas diterapkan di Pandeglang yang
notabene masih fokus membenahi sektor infrastruktur.
“Pandeglang smart city
gak cocok di kita dan itu gak ada di visi misi dan diterapkan di tengah jalan.
Smart city itu ya cocoknya di daerah perkotaan, Bandung, Bogor, Jakarta atau
yang lain-lain. Tapi kalau di Pandeglang jangan smart city lah, kita masih
butuh infrastruktur, kemiskinan, kesehatan dan lain sebagainya,” tambah
Anggota Komisi I tersebut.
Menurut politisi
Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini, Bupati semestinya fokus terlebih dahulu dengan
program unggulan yang menjadi visi misinya. Selain itu, terkait program Dana
Desa (DD) yang diberikan Pemerintah Pusat kepada setiap Desa, kata Aminudin,
semestinya tidak diberatkan oleh adanya Surat Edaran Bupati untuk dipenuhi oleh
Kepala Desa.
“Kemudian banyak juga
mengadopsi atau mengklaim dari program nasional seperti Dana Desa, jadi
numpang. Misalkan Dana Desa itu sudah dipastikan kepala desa tetap dapat. Yang
jadi masalah di seting, di protektif sedemikian rupa, desa itu harus
nurut terhadap surat edaran bupati, misalkan menentukan a b c dan lain
sebagainya, sehingga kepala desa kasian juga, kaya tosa, sepeda, batik, itu kan
gak ada dalam dana desa,” tambah dia.
Menurut pria yang maju menjadi Caleg untuk DPRD Provinsi Banten dari PKB Dapil
Pandeglang ini, pihaknya telah memberikan peringatan kepada pemerintah daerah
agar tidak mengeluarkan kebijakan penggunaan DD yang berbenturan dengan usulan
yang disampaikan masyarakat dalam Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang)
Desa.
“Kedepan Insha Allah karena
kita juga sudah memberi warning ke eksekutif ke Bupati ke Sekda, kalaupun mau
mengeluarkan surat edaran itu tidak lagi harus berbenturan dengan musrenbang
desa,” imbuh dia. (Mudofar)
Tidak ada komentar