Bayi di Pandeglang Ini Terlahir Dengan Kondisi Memprihatinkan
Bayi yang diberi nama Rehan, terlahir dengan kondisi memprihatinkan di Kecamatan Bojong, Kabupaten Pandeglang. Lahir pada Selasa (02/01/2018). |
KRAKATAURADIO.COM, BOJONG - Seorang bayi di Bojong, Pandeglang terlahir dengan kondisi
yang sangat memprihatinkan. Bagaimana tidak, bayi dengan jenis kelamin laki-laki ini memiliki benjolan besar diwajahnya dan tali pusarnya pun tampak ada dua.
Bayi tersebut diberi nama Rehan oleh ibunya yang bernama Aswati (29)
dan bapaknya yang bernama Ijong (34). Aswati mengatakan, ia melahirkan bayinya pada Selasa
(02/01/2018) sekira pukul 08.30 WIB dibantu oleh dukun setempat dirumahnya yang
terletak di Kampung Ciwayueun RT 04 RW 08 Desa Banyumas, Kecamatan Bojong,
Kabupaten Pandeglang.
“Lahiran dirompok ku
paraji, soalna bidan teu sempet manggil soalna bayi tos diluar tabuh setengah 9
pagi. Anak kedua (Lahirnya dirumah dibantu oleh dukun beranak, soalnya mau
manggil bidan tapi sudah tidak sempat karena posisi bayi sudah diluar kandungan
jam setengah 9 pagi),” ujar dia kepada Krakatau Radio, Sabtu (06/01).
Aswati menambahkan, setelah lahir dan melihat kondisi anaknya,
ia segera memanggil bidan. Dari hasil pemeriksaan bidan setempat, kondisi anaknya
diduga terjadi lantaran tadinya ia mengandung bayi kembar satu pasang,
namun bayi yang satunya tidak berkembang dan sebagian organ tubuhnya menempel
pada bayi satunya.
Kondisi wajah Rehan pada saat lahir. Terdapat benjolan besar di wajahnya. |
“Kira-kira arek kembar
teu jadi mereun eta nya. Jadi mulutnya kan aya dua, tali ari-ari aya dua gitu pak.
Di cek waktu di USG kamari, eta perempuan cenah kitu, kira-kira sapasang cowo
jeung cewe (Sepertinya mau kembar tapi tidak jadi itu. Jadi mulutnya kan
ada dua, tali ari-ari ada dua gitu, pak. Pernah dicek waktu di USG kemarin, itu
perempuan katanya, sepertinya kembar sepasang laki-laki dan perempuan),” kata
dia.
Ia mengaku belum membawa anaknya ke Puskesmas atau ke dokter
untuk diperiksa, lantaran ia takut jika bayinya akan dioperasi maka memerlukan
biaya yang besar. Sementara pekerjaan suaminya serabutan dan ia sendiri mengurus
rumah dan anak pertamanya yang sudah berumur 6 tahun.
“Nembe eta doang teacan
diperiksa deui. Kemungkinan berobat jalan mah aya sakedik mereunan nyah, tapi
biaya biaya untuk operasi mah teu aya (Baru diperiksa bidan, belum
diperiksa lagi. Kemungkinan untuk biaya berobat jalan ada mungkin sedikit-sedikit,
tapi kalau biaya untuk operasi itu saya tidak punya),” imbuh dia.
Tidak ada komentar