Tangani Mariah Carey hingga Gal Gadot, Yungyung Ingin RI Dikenal
Di usia yang ke-47, Rinaldy A Yunardi,desainer aksesoris asal Indonesia, sudah menggenggam segudang prestasi. Deretan penghargaan hingga capaian atas karya-karyanya yang diakui oleh para aktris dunia sudah ada dicapainya.
Sebut saja karya aksesorisnya yang dipakai oleh Mariah Carey, Kylie Jenner, Katy Perry, Nicky Minaj, Taylor Swift, hingga Gal Gadot.
Bagi Yungyung -sapaan akrabnya, capaian itu tak pernah terbayangkan dalam hidupnya. Namun di balik capaiannya, tersimpan rasa nasionalisme yang tinggi.
“Saya cuma ingin (sampaikan pada dunia) bahwa Indonesia itu ada, Indonesia itu mampu, bukan hanya saya, yang lain juga bisa,” kata Yungyung kepada Kompas Lifestyle.
Meskipun Yungyung selama ini tak pernah bekerja dengan membawa langsung nama Indonesia, ia merasa bahwa setiap karyanya mencerminkan Indonesia di mata dunia. Bila sukses, maka dia bangga. Sebaliknya, bila tidak, maka merupakan beban tersendiri. Kendati demikian, beban karya terberatnya adalah rancangan untuk kostum nasional perwakilan Indonesia di ajang Miss Universe tahun ini.
Tak sedikit orang-orang mencemooh karena menginginkan sesuatu yang heboh dan besar seperti karnaval. Namun Yungyung berprinsip bahwa karyanya, Warrior of Orang Utan, menampilkan makna kuat tentang sosok perempuan Indonesia. Apalagi teknik yang digunakan pun tak main-main, salah satunya menggunakan kertas daur ulang.
“Kemudian kenapa enggak pakai pisau pedang segala macam, menurut saya itu adalah unsur kekerasan." "Filosofi bagi saya, seorang wanita enggak harus pakai kekerasan, cukup kuatkan hati—kalau kuat diam saja bisa menang,” ujar Yungyung yang ingin karyanya lebih dikenal dibanding dirinya.
Harapan untuk desainer muda
Pergantian generasi merupakan keniscayaan. Begitu juga dengan era para desainer di Indonesia, kata Yungyung. Dia paham betul bahwa akan ada desainer-desainer muda yang akan bermunculan dan perlahan naik ke panggung busana. Saat ini pun, dia mengakui, para desainer baru itu sudah bermunculan. Namun, dia merasa gelisah.
“Yang disayangkan kok enggak berbeda ya, kan kita mau kaya akan desainer,” katanya. Dia berharap mereka tak ‘latah’ menjadi desainer. Harus ada segmentasi sendiri, sehingga ada ciri. Jangan latah-latahan karena uang terus maunya jadi terkenal, enggak bisa begitu, itu bukan desainer,” katanya.
Yungyung mengatakan, para desainer kawakan tak hanya bermodal uang kemudian membayar orang untuk merealisasikan rancangannya—juga ilmu segudang.
Mereka disebut bisa membuat sketsa, menjahit, hingga memotong.
“Lanjutkan fashion Indonesia menuju lebih baik, bahkan kalau bisa lebih baik dari kami, karena kami sudah memperjuangkan—dan harus dilanjutkan, harapannya pasti bagus." "Jadi apa yang harus dilakukan? Banyak belajar,” kata Yungyung yang mengaku dia tidak bermaksud merendahkan desainer muda, melainkan memberi semangat.
“Saya juga sering bertemu anak muda desainer bagus, ada kok, tapi desainer (muda) yang ini enggak deh, harus belajar,” kata Yungyung bercita-cita ingin membuat museum busana Indonesia.
Tidak ada komentar