Nelayan Demo PLTU 2 Labuan
Ratusan nelayan saat menggelar aksi demo di kawasan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Banten 2 Labuan, Senin (07/08/2017). Aksi ini mendapat pengawalan ketat dari personil Polres Pandeglang. |
KRAKATAURADIO.COM, LABUAN - Ratusan nelayan yang ada di
kecamatan Labuan, Kabupaten Pandeglang, melakukan aksi demonstrasi di kawasan Pembangkit Listrik
Tenaga Uap (PLTU) Banten 2 Labuan, Senin (07/08/2017). Dalam aksinya, massa
sempat membakar miniatur perahu sebagai ungkapan kekecewaan.
Terdapat enam hal yang menjadi
tuntutan massa, diantaranya mengembalikan mulut muara nelayan yang rusak, mengembalikan
gugusan karang panjang, menempatkan tali buih dari jalur alur lintasan nelayan.
Selain itu, membayar ganti rugi
kerusakan kapal nelayan yang diakibatkan tali buih dan kapal yang terdampar,
mencopot jabatan kepala Syahbandar dan mengganti pejabat Indonesia Power yang
ada di PLTU 2 Banten.
Koordinator lapangan (Korlap)
aksi, Ade Bideng mengatakan, pihak PLTU sempat berjanji akan memulihkan
ekosistem laut khususnya di mulut muara, tapi hingga kini hal tersebut belum
terealisasi.
“Hasil tangkapan nelayan Labuan
kini jauh berkurang. Bahkan nelayan harus melaut dengan jarak yang jauh,” ujar
dia saat menyuarakan aksinya.
Ia menambahkan, melihat berbagai
dampak buruk dari keberadaan PLTU, warga dan nelayan Labuan menginginkan
pemulihan lingkungan perairan, seperti di kawasan muara teluk dan areal terumbu
karang. Penempatan tali buih pun harus berada di lokasi yang tidak mengganggu
jalannya kapal nelayan.
“Sedimentasi di areal muara
membuat kapal nelayan harus antri ketika keluar masuk. Bahkan sudah banyak kerugian
materil yang kami alami karena lumbung kapal yang pecah sehingga kapal
terdampar bahkan tenggelam,” tambah dia.
Aksi ini mendapat pengawalan dari
ratusan personil Polres Pandeglang. Bahkan, Kapolres Pandeglang, AKBP Ary
Satrian ikut mengawal pengamanan.
Menanggapi hal ini, Manajer
Administrasi PLTU Banten 2 Labuan, Misni mengatakan, pihaknya siap membantu
merealisasikan tuntutan nelayan yang disampaikan. Namun, terdapat kesalahan
dalam komunikasi antara pihaknya dengan nelayan di Kecamatan Labuan terkait
hal-hal yang sudah dibahas sebelumnya.
“Cuma sayangnya memang kemarin
kami tidak melaporkan progres itu sampai dimana kepada nelayan itu, jadi
seakan-akan gak ada realisasi, padahal ada. Makanya mungkin komunikasi yang
kurang ketemu, artinya kami gak ngasih kabar dan mereka juga gak bertanya jadi
seolah-olah putus,” kata dia kepada awak media.
Pihaknya mengaku akan siap untuk melaksanakan
progres pekerjaan yang sebelumnya sudah dikerjakan. Namun, pihaknya mengaku
tidak bisa merealisasikan semua tuntutan dan hanya sebatas membantu semaksimal
mungkin.
“Kita ada cara-cara bagaimana saya
memberikan (bantuan) tapi saya juga gak melanggar peraturan, karena peraturan
sekarang ketat, jangan sampai saya pengen nyumbang tiba-tiba saya diperiksa,
seperti itu gak boleh ya,” imbuh dia seraya menyudahi. (Mudofar)
Tidak ada komentar