Seberapa Banyak Urine di Kolam Renang Umum?
Ini mungkin adalah pertanyaan yang ingin diketahui jawabannya oleh mereka yang hobi berenang: seberapa banyakkah urine di kolam renang dan apa dampaknya bagi kesehatan?
Sekelompok tim akademik mencoba menjawabnya dengan melakukan penelitian. Mereka mengambil lebih dari 250 contoh air dari 31 kolam renang dan pemandian air panas di Kanada. Hasilnya cukup mengejutkan.
Dalam satu kolam renang yang kira-kira berukuran tiga kali kolam ukuran Olimpiade (berisi 833.000 liter air), terdapat 75 liter urine. Sementara pada kolam yang lebih kecil memiliki 30 liter. Sebagai informasi, kolam ukuran Olimpiade adalah panjang 50 meter, lebar 25 meter, dan kedalaman minimal 1,5 meter.
Penelitian tersebut memang dilakukan di dua kota di Kanada, namun kebiasaan pipis di kolam renang tampaknya juga terjadi di seluruh dunia.
"Walau tak ada orang yang mengaku telah pipis di kolam renang, tetapi sudah jelas ada yang melakukannya," kata Lindsay Blackstock mahasiswa PhD bidang studi analitik dan toksikologi lingkungan dari Universitas Alberta, yang melakukan riset ini.
Tak dipungkiri ada sebagian orang yang mengakui manfaat meminum urine karena dianggap steril, tetapi minum air kolam renang yang berisi urine bukanlah ide yang bisa ditiru.
Hal itu karena ada campuran zat berbahaya di kolam renang yang berpotensi memicu asma dan iritasi mata.
Tim peneliti mencari tahu jejak urine di kolam renang dengan mencari acesulfame-K, pemanis buatan yang biasanya ditemukan pada makanan dan minuman yang diproses. Zat itu ditemukan di urine karena memang dibuang tubuh setelah proses pencernaan.
Ternyata ACE muncul di dalam semua sampel yang diteliti sehingga para peneliti bisa memperkirakan secara kasar berapa banyak urine yang terkandung di dalam kolam renang.
Efek berbahaya
Dalam sebuah penelitian ternyata 19 persen orang dewasa mengaku pernah buang air kecil di kolam renang setidaknya satu kali.
Kasus perubahan warna air kolam renang juga ditemukan di kolam renang yang dipakai dalam Olimpiade 2016 di Rio Brasil. Air kolam itu dalam satu malam berubah dari biru menjadi hijau.
"Urine mengandung berbagai komponen nitrogen seperti urea, amonia, asam amino, dan kreatinin. Komponen ini akan bereaksi dengan disinfektan seperti klorin di kolam renang membentuk produk sampingan disinfektan (DBPs)," tulis peneliti di jurnal Environmental Science and Technology Letters.
Paparan DBPs, terutama trikloramin, pada kolam renang dalam ruangan bisa memicu iritasi mata dan saluran pernapasan, bahkan diduga membuat asma kambuh.
Sekelompok tim akademik mencoba menjawabnya dengan melakukan penelitian. Mereka mengambil lebih dari 250 contoh air dari 31 kolam renang dan pemandian air panas di Kanada. Hasilnya cukup mengejutkan.
Dalam satu kolam renang yang kira-kira berukuran tiga kali kolam ukuran Olimpiade (berisi 833.000 liter air), terdapat 75 liter urine. Sementara pada kolam yang lebih kecil memiliki 30 liter. Sebagai informasi, kolam ukuran Olimpiade adalah panjang 50 meter, lebar 25 meter, dan kedalaman minimal 1,5 meter.
Penelitian tersebut memang dilakukan di dua kota di Kanada, namun kebiasaan pipis di kolam renang tampaknya juga terjadi di seluruh dunia.
"Walau tak ada orang yang mengaku telah pipis di kolam renang, tetapi sudah jelas ada yang melakukannya," kata Lindsay Blackstock mahasiswa PhD bidang studi analitik dan toksikologi lingkungan dari Universitas Alberta, yang melakukan riset ini.
Tak dipungkiri ada sebagian orang yang mengakui manfaat meminum urine karena dianggap steril, tetapi minum air kolam renang yang berisi urine bukanlah ide yang bisa ditiru.
Hal itu karena ada campuran zat berbahaya di kolam renang yang berpotensi memicu asma dan iritasi mata.
Tim peneliti mencari tahu jejak urine di kolam renang dengan mencari acesulfame-K, pemanis buatan yang biasanya ditemukan pada makanan dan minuman yang diproses. Zat itu ditemukan di urine karena memang dibuang tubuh setelah proses pencernaan.
Ternyata ACE muncul di dalam semua sampel yang diteliti sehingga para peneliti bisa memperkirakan secara kasar berapa banyak urine yang terkandung di dalam kolam renang.
Efek berbahaya
Dalam sebuah penelitian ternyata 19 persen orang dewasa mengaku pernah buang air kecil di kolam renang setidaknya satu kali.
Kasus perubahan warna air kolam renang juga ditemukan di kolam renang yang dipakai dalam Olimpiade 2016 di Rio Brasil. Air kolam itu dalam satu malam berubah dari biru menjadi hijau.
"Urine mengandung berbagai komponen nitrogen seperti urea, amonia, asam amino, dan kreatinin. Komponen ini akan bereaksi dengan disinfektan seperti klorin di kolam renang membentuk produk sampingan disinfektan (DBPs)," tulis peneliti di jurnal Environmental Science and Technology Letters.
Paparan DBPs, terutama trikloramin, pada kolam renang dalam ruangan bisa memicu iritasi mata dan saluran pernapasan, bahkan diduga membuat asma kambuh.
Tidak ada komentar