Kiat agar Anak Lelaki Anda Tumbuh Pintar dan Kreatif
Umumnya, orang dewasa menyelesaikan pekerjaan dengan duduk berjam-jam
di kantor, entah untuk merampungkan tugas atau menghadiri rapat di
kantor. Cara tersebut bisa dibilang efektif untuk sebagian besar orang-orang
berusia dewasa. Namun, metode duduk seharian di depan meja tidak bisa
diaplikasikan untuk anak lelaki agar mereka konsentrasi dan menyerap
pelajaran dengan baik.
Menurut studi dari Journal of Medicine and Sport, anak lelaki yang duduk seharian dalam kelas tidak mengalami peningkatan dalam kemampuan membaca. Sebaliknya, anak lelaki yang diberikan waktu banyak bermain dan beraktivitas fisik mengalami peningkatan pesat untuk kemampuan membaca.
Studi juga menguraikan tiga kesalahan yang sering terjadi pada pola asuh pada era modern. Berikut uraiannya:
1. Terlalu melindungi anak-anak
Melindungi dan membuat kehidupan anak benar-benar nyaman hingga jauh dari segala pengaruh buruk merupakan dorongan naluriah banyak orangtua. Namun, terlalu melindungi justru bisa membuat anak-anak cepat sakit dan tidak memiliki rasa ingin tahu yang tinggi.
2. Terlalu banyak memberikan konsumsi akademis pada anak-anakSetiap orangtua ingin anak-anaknya tumbuh cerdas dan sukses, tetapi terlalu banyak memaksa mereka untuk terus belajar bisa menimbulkan rasa bosan serta depresi.Kurangnya kegiatan fisik pada keseharian anak justru membuat mereka sulit berkonsentrasi secara akademis.
3. Terlalu membebani anak untuk menjadi terbaikJadilah orangtua yang menginginkan anak untuk bahagia, bukan selalu menjadi yang terbaik. Sebab, apa yang menurut terbaik versi orangtua bisa jadi tidak membuat si kecil bahagia.
Studi mengungkapkan bahwa kebanyakan sekolah menerapkan waktu belajar lebih lama dalam kelas ketimbang di luar kelas.
Duduk dan belajar berjam-jam dalam kelas, menurut studi, tidak tepat untuk anak lelaki. Sebab, anak lelaki terlahir dengan energi yang tinggi dan aktif dibandingkan anak perempuan.
Periset di University of Eastern Finlan mendokumentasikan eksperimen untuk mengetahui apakah anak lelaki yang banyak duduk dalam kelas lebih berprestasi daripada anak lelaki yang banyak diberikan waktu beraktivitas di lapangan sekolah.
Studi ini melibatkan 153 anak-anak usia enam hingga delapan tahun. Peneliti memonitor kegiatan fisik masing-masing responden anak. Hasilnya, anak lelaki yang banyak duduk di dalam sekolah sulit berkonsentrasi dalam memahami pelajaran.
Namun, anak lelaki yang diberikan waktu lebih lama untuk bermain dan berolahraga di lapangan sekolah ditemukan mudah berkonsentrasi dan mendapatkan nilai tinggi. Hasil eksperimen ini ditujukan hanya untuk pola asuh anak lelaki. Sebab, metode lebih banyak menghabiskan waktu di dalam kelas lebih efektif diterapkan pada anak-anak perempuan.
Menurut studi dari Journal of Medicine and Sport, anak lelaki yang duduk seharian dalam kelas tidak mengalami peningkatan dalam kemampuan membaca. Sebaliknya, anak lelaki yang diberikan waktu banyak bermain dan beraktivitas fisik mengalami peningkatan pesat untuk kemampuan membaca.
Studi juga menguraikan tiga kesalahan yang sering terjadi pada pola asuh pada era modern. Berikut uraiannya:
1. Terlalu melindungi anak-anak
Melindungi dan membuat kehidupan anak benar-benar nyaman hingga jauh dari segala pengaruh buruk merupakan dorongan naluriah banyak orangtua. Namun, terlalu melindungi justru bisa membuat anak-anak cepat sakit dan tidak memiliki rasa ingin tahu yang tinggi.
2. Terlalu banyak memberikan konsumsi akademis pada anak-anakSetiap orangtua ingin anak-anaknya tumbuh cerdas dan sukses, tetapi terlalu banyak memaksa mereka untuk terus belajar bisa menimbulkan rasa bosan serta depresi.Kurangnya kegiatan fisik pada keseharian anak justru membuat mereka sulit berkonsentrasi secara akademis.
3. Terlalu membebani anak untuk menjadi terbaikJadilah orangtua yang menginginkan anak untuk bahagia, bukan selalu menjadi yang terbaik. Sebab, apa yang menurut terbaik versi orangtua bisa jadi tidak membuat si kecil bahagia.
Studi mengungkapkan bahwa kebanyakan sekolah menerapkan waktu belajar lebih lama dalam kelas ketimbang di luar kelas.
Duduk dan belajar berjam-jam dalam kelas, menurut studi, tidak tepat untuk anak lelaki. Sebab, anak lelaki terlahir dengan energi yang tinggi dan aktif dibandingkan anak perempuan.
Periset di University of Eastern Finlan mendokumentasikan eksperimen untuk mengetahui apakah anak lelaki yang banyak duduk dalam kelas lebih berprestasi daripada anak lelaki yang banyak diberikan waktu beraktivitas di lapangan sekolah.
Studi ini melibatkan 153 anak-anak usia enam hingga delapan tahun. Peneliti memonitor kegiatan fisik masing-masing responden anak. Hasilnya, anak lelaki yang banyak duduk di dalam sekolah sulit berkonsentrasi dalam memahami pelajaran.
Namun, anak lelaki yang diberikan waktu lebih lama untuk bermain dan berolahraga di lapangan sekolah ditemukan mudah berkonsentrasi dan mendapatkan nilai tinggi. Hasil eksperimen ini ditujukan hanya untuk pola asuh anak lelaki. Sebab, metode lebih banyak menghabiskan waktu di dalam kelas lebih efektif diterapkan pada anak-anak perempuan.
Tidak ada komentar