Gerald Situmorang Luncurkan Album Fisik
Aura positif terus bergulir dalam proyek musik solo Gerald Situmorang. Tidak disangka, album “Solitude” format digital yang dirlisnya pada bulan September lalu sukses mendapat sambutan yang lebih dari apa yang dibayangkan. Hangat terasa dalam benak Gerald Situmorang pribadi yang mendapat
banyak dukungan dari beragam pihak. Keluarga, sahabat, teman-teman
musisi juga pendengarnya terus mengirimkan respon positif atas 12 lagu
yang terangkum dalam album tersebut.
Terus mencoba mengembangkan karyanya dan atas permintaan dari banyak pihak tersebut, musisi yang tercatat sebagai pemain bass dari Barasuara ini akhirnya yakin untuk menyuguhkan album “Solitude” dalam format fisik. Album yang didedikasikan untuk ruang bermusiknya yang telah tiada. “Proyek musik ini tercetus ketika saya mengetahui jika saya akan kehilangan sebuah tempat yang begitu memiliki pengaruh besar untuk saya pribadi. Sebuah studio yang memberikan banyak inspirasi saya dalam bermusik di rumah salah satu sahabat saya, Marco Steffiano (drummer Barasuara) yang akan pindah rumah. Kurang lebih semua proyek musik yang saya jalankan lahir dari ruangan itu dan entah mengapa aura, reverb dan sound yang dihasilkan ruangan itu selalu membuat saya pribadi merasa ada keunikan tersendiri,” ujar musisi yang akrab disapa GeSit ini.
Bersama Denis Satria, Gerald Situmorang mengerjakan album ini dengan sedetail mungkin. Dengan tema yang sudah ditentukan, Gerald merekam setiap lagu secara penuh. Jika memang masih mengganjal, ia kembali merekam untuk mendapatkan satu lagu secara utuh yang dikehendakinya. “Tidak hanya dalam proses aransemennya saja, proses rekaman juga cukup ketat dan menguras pikiran serta tenaga. Itu karena seluruh materi di album “Solitude” bagi saya pribadi sangat personal, maka saya harus bisa memberikan energi itu ke dalam setiap lagu. Semuanya memiliki latar yang berbeda namun tetap bisa diartikan sesuai mereka yang mendengarkan,” ungkap Gerald lagi.
Terus mencoba mengembangkan karyanya dan atas permintaan dari banyak pihak tersebut, musisi yang tercatat sebagai pemain bass dari Barasuara ini akhirnya yakin untuk menyuguhkan album “Solitude” dalam format fisik. Album yang didedikasikan untuk ruang bermusiknya yang telah tiada. “Proyek musik ini tercetus ketika saya mengetahui jika saya akan kehilangan sebuah tempat yang begitu memiliki pengaruh besar untuk saya pribadi. Sebuah studio yang memberikan banyak inspirasi saya dalam bermusik di rumah salah satu sahabat saya, Marco Steffiano (drummer Barasuara) yang akan pindah rumah. Kurang lebih semua proyek musik yang saya jalankan lahir dari ruangan itu dan entah mengapa aura, reverb dan sound yang dihasilkan ruangan itu selalu membuat saya pribadi merasa ada keunikan tersendiri,” ujar musisi yang akrab disapa GeSit ini.
Bersama Denis Satria, Gerald Situmorang mengerjakan album ini dengan sedetail mungkin. Dengan tema yang sudah ditentukan, Gerald merekam setiap lagu secara penuh. Jika memang masih mengganjal, ia kembali merekam untuk mendapatkan satu lagu secara utuh yang dikehendakinya. “Tidak hanya dalam proses aransemennya saja, proses rekaman juga cukup ketat dan menguras pikiran serta tenaga. Itu karena seluruh materi di album “Solitude” bagi saya pribadi sangat personal, maka saya harus bisa memberikan energi itu ke dalam setiap lagu. Semuanya memiliki latar yang berbeda namun tetap bisa diartikan sesuai mereka yang mendengarkan,” ungkap Gerald lagi.
Tidak ada komentar