Dorce Kocok Perut Penonton California dengan Kisah Uang Palsu
KOMPAS.com - Selama dua jam, artis serba bisa Dorce Gamalama berhasil menghibur dan mengocok perut warga Los Angeles, AS, Minggu (16/10/2016).
Tak kurang dari 1.500 masyarakat Indonesia serta sejumlah warga asing pencinta Indonesia memadati Gedung California Education Performing Arts Center di kawasan Ontario, California.
Panitia Malam Gembira menggelar bazar dan panggung hiburan bertajuk "Wonderfull Indonesia Dari Rakyat Untuk Rakyat". Diiringi oleh band komunitas warga Indonesia yang dikomandoi Satria Wicaksana, dengan stamina yang prima Dorce membawakan sekitar 20 judul lagu.
Mengenakan busana merah menyala Dorce muncul di atas panggung dan langsung meminta para penonton berdiri untuk menyanyikan lagu "Indonesia Raya". Terasa semangat Indonesia dan kecintaan akan negeri menyala di dalam jiwa para penonton. Beberapa di antaranya tampak berkaca kaca menahan haru.
Menurut Satria Wicaksana, pria asal Surabaya yang juga bertindak sebagai sekretaris panitia penyelenggara mengakui bahwa masyarakat Indonesia di LA memiliki kerinduan untuk berkumpul sekadar berbagi kisah tentang Tanah Air.
Panitia Malam Gembira menggelar bazar dan panggung hiburan bertajuk "Wonderfull Indonesia Dari Rakyat Untuk Rakyat". Diiringi oleh band komunitas warga Indonesia yang dikomandoi Satria Wicaksana, dengan stamina yang prima Dorce membawakan sekitar 20 judul lagu.
Mengenakan busana merah menyala Dorce muncul di atas panggung dan langsung meminta para penonton berdiri untuk menyanyikan lagu "Indonesia Raya". Terasa semangat Indonesia dan kecintaan akan negeri menyala di dalam jiwa para penonton. Beberapa di antaranya tampak berkaca kaca menahan haru.
Menurut Satria Wicaksana, pria asal Surabaya yang juga bertindak sebagai sekretaris panitia penyelenggara mengakui bahwa masyarakat Indonesia di LA memiliki kerinduan untuk berkumpul sekadar berbagi kisah tentang Tanah Air.
Acara yang tidak memungut biaya karcis tanda masuk ini menjadi ajang yang selalu ditunggu tunggu.
"Beberapa dari kami sudah menjadi warga Amerika, namun hati dan lidah kami tetap merah putih," ungkap pria yang sudah tinggal di LA sekitar 30 tahun itu.
Beberapa kali Dorce mengocok perut penonton dengan gerak dan cerita pengalaman pribadinya. Kata Dorce, suatu kali pada 1993 lalu, dirinya tampil dalam acara Festival Bunga Pasadena, AS. Seusai acara, seorang bule datang menyalami nya dan menyampaikan kekaguman dan kecintaannya pada Dorce.
Beberapa kali Dorce mengocok perut penonton dengan gerak dan cerita pengalaman pribadinya. Kata Dorce, suatu kali pada 1993 lalu, dirinya tampil dalam acara Festival Bunga Pasadena, AS. Seusai acara, seorang bule datang menyalami nya dan menyampaikan kekaguman dan kecintaannya pada Dorce.
Singkat cerita, sang bule lantas memberikan sejumlah uang dolar yang jumlahnya lumayan.
Saat akan kembali Indonesia Dorce bermaksud menukarkan dolar tersebut ke dalam mata uang rupiah. Namun, tak disangka dolar tersebut ditolak karena palsu.
Saat akan kembali Indonesia Dorce bermaksud menukarkan dolar tersebut ke dalam mata uang rupiah. Namun, tak disangka dolar tersebut ditolak karena palsu.
Dorce pun segera menemui sang bule yang mengaguminya itu dan mengatakan, "Kenapa Anda memberikan uang palsu kepada saya?".
Sang bule menjawab ringan, sebagaimana yang ditirukan Dorce.
"Soalnya Anda kan juga wanita palsu," cerita Dorce.
Antara malu dan kesal, Dorce akhirnya menerima jawaban sang bule karena demikianlah faktanya. Penonton pun terpingkal pingkal.
Di akhir acara Dorce Gamalama menutup aksi panggung dengan "Gebyar Gebyar" yang dicipta almarhum Gombloh. Selain itu, Dorce mengomando penonton untuk menyumbangkan sedekah yang akan dibawa ke lokasi bencana di Garut, Jawa Barat. Total dana yang terkumpul sekitar 3000 USD.
Di akhir acara Dorce Gamalama menutup aksi panggung dengan "Gebyar Gebyar" yang dicipta almarhum Gombloh. Selain itu, Dorce mengomando penonton untuk menyumbangkan sedekah yang akan dibawa ke lokasi bencana di Garut, Jawa Barat. Total dana yang terkumpul sekitar 3000 USD.
"Tolong ya ditukarkan dalam mata uang rupiah. Sepulang ke Indonesia akan saya antarkan ke saudara saudara kita yang sedang kena musibah di Garut," kata Dorce terharu.
Tapi permintaan Dorce menukar dolar sumbangan tersebut ke dalam rupiah tentu bukan disebabkan pengalamannya tahun 1993 itu.
Terima kasih Dorce, sudah menghibur warga LA.
Tidak ada komentar