Kepala Tahura Banten Tegaskan Lokasi Longsor Bukan di Kawasan Tahura
Kepala Taman Hutan Raya (Tahura) Banten, Asep Mulya Hidayat. |
KRAKATAURADIO.COM, CARITA - Kepala Taman Hutan Raya (Tahura) Banten,
Asep Mulya Hidayat menegaskan, lokasi longsor yang menjadi penyebab banjir
bandang dan longsor yang terjadi di Desa Sukajadi, Kecamatan Carita, Kabupaten
Pandeglang, pada Minggu (24/07/2016), bukan berada di kawasan Tahura.
“Betul (lokasi longsor bukan di
Tahura), ketika kejadian saya lagi di Bandung, saya tanya teman-teman di
lapangan, itu bukan di Tahura, tapi dari kawasan lain di gunung Batok, Cilaban,
Sindanglaut, Carita,” ujarnya kepada Krakatau Radio, Kamis (04/08/2016).
Asep menjelaskan, di kawasan
tersebut terdapat 3 kawasan hutan yang masing-masing dikelola oleh pihak yang
berbeda.
“Di atas Carita ini, di gunung
Aseupan itu ada 3 pengelola, ada dari kita Tahura, kemudian dari Litbang Kementrian
Kehutanan Lingkungan Hidup dan Perhutani,” katanya.
Sebelumnya, banyak pemberitaan yang menyebut,
lokasi bencana longsor terjadi di kawasan Tahura. Untuk itu, pihaknya sudah mengecek
lokasi untuk mengetahui kebenaran berita tersebut.
“Mungkin orang-orang belum tahu
bahwa pengawasan hutan itu ada dari 3 lembaga itu. Kemudian pas hari Rabu saya
turun langsung bareng dengan kepolisian, dari perhutani ada, Wakil Bupati,
Polres, Dandim, juga Balawista kami turun ke lokasi. Kami petakan. Secara kasat
mata kami sudah tahu, tapi kami ingin memastikan bahwa itu bukan di Tahura,”
tegasnya.
Asep menegaskan, di kawasan yang
ia kelola, tidak ada izin apapun yang mengarah pada aksi pembalakan liar. Adapun
yang dikelolanya yakni mengenai kepentingan konservasi.
“Tahura sebagai hutan konservasi tidak pernah memberikan izin untuk menebang, gak boleh. Pembalakan liar itu pun pengertiannya harus diluruskan. Di Tahura tidak ada izin apapun
untuk menebang. Kepentingan untuk konservasi, gak ada menebang,” imbuhnya.
Tidak ada komentar