Ruwat Laut di Umbultanjung Tidak Melepas Kepala Kerbau
Puluhan perahu hias meramaikan acara ruwat laut yang digelar nelayan di Desa Umbultanjung, Kecamatan Cinangka, Kabupaten Serang, Rabu (28/10/2015). |
KRAKATAURADIO.COM, SERANG - Pesta ruwat laut yang digelar
ratusan nelayan di pesisir Pantai Desa Umbultanjung, Kecamatan Cinangka, Kabupaten
Serang, Provinsi Banten, tidak disertai dengan prosesi melepas kepala kerbau
dilaut.
Kepala Desa Umbultanjung,
Kecamatan Cinangka, Hutbi mengatakan, sudah hampir 10 tahun budaya membuang kepala kerbau tidak dilakukan dalam kegiatan ruwat laut disana.
“Budaya itu perlahan-lahan sudah
tidak ada. Ini sekedar syukuran aja, paling juga ada arak-arakan ke laut. Kalo
buang kepala kerbau sudah ga ada. Sudah hampir sekitar 10 tahun lebih tidak
dipakai, karena sebagian permintaan tokoh masyarakat disini, boleh saja hiburan
tapi jangan bertentangan dengan akidah Islam," ungkapnya ditemui Rabu
(28/10/2015) dikantor Desa.
Hiburan wayang golek yang disediakan nelayan untuk masyarakat. |
Hutbi menjelaskan, dalam acara
ini, ratusan masyarakat mengikuti pawai perahu hias, dan menampilkan kesenian
tradisional seperti wayang golek, jaipongan dan pesta rakyat.
“Pesta luat ini sudah dimulai
dari hari Selasa 27 Oktober sampai dengan hari Kamis 29 Oktober. Mayoritas
masyarakat disini bekerja sebagai nelayan sisanya petani kebun dan petani sawah,”
jelasnya.
Acara ruwat laut sendiri digelar di
pesisir pantai dekat kantor Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Umbultanjung. Ruwat
laut sendiri merupakan simbol bentuk syukur kepada Allah SWT atas berkah hasil
laut yang melimpah.
Hutbi menambahkan, pihaknya mengapresiasi
kegiatan yang rutin digelar tiap tahun ini. Namun, dirinya meminta agar Dinas
Kebudayaan dan Pariwisata untuk bisa membantu kegiatan masyarakat dengan adanya
dukungan materi.
“Kegiatan ini mempertahankan
budaya, harusnya pemerintah yang menganggarkan buat acara ini. Selama ini
nelayan swasembada. Mereka gotong royong dalam hal biayanya,” ujarnya. (Mudofar)
Tidak ada komentar