Panen Raya Diwarnai Kericuhan, Petani Kedelai Merasa Tidak Diperhatikan
KRAKATAURADIO.COM, PANIMBANG - Kegiatan panen raya kacang
kedelai yang digelar oleh Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak) Kabupaten
Pandeglang, Provinsi Banten, bertempat di Kampung Sukajadi, Desa Gombong,
Kecamatan Panimbang, Kabupaten Pandeglang, diwarnai aksi protes saat para
petani kedelai yang sedari pagi menghadiri acara, mengutarakan kekecewaannya
melalui pengeras suara saat kegiatan tersebut selesai, Selasa (13/10/2015)
sekitar pukul 15.00 WIB.
Bupati Pandeglang, Erwan Kurtubi saat panen raya. |
Berdasarkan pantauan Krakatau
Radio, saat Bupati Pandeglang, Erwan Kurtubi dan undangan lainnya hendak
meninggalkan acara, terdengar ucapan di speaker panggung. “Bersihkan sampahnya,
jangan ada sisa. Bersihkan juga alat pertaniannya. Bawa lagi kesana. Ngomongnya
aja mau diberikan bantuan, tapi malahan mau dibawa lagi,” ujar suara yang berasal
dari panggung tersebut.
Setelah rekan media mendatangi
panggung, terlihat beberapa orang yang diketahui merupakan anggota Kelompok
Tani (Poktan) Taruna Mekar yang berbicara di pengeras suara.
Salah satu anggota Poktan, Wawan
mengatakan, pihaknya merasa kecewa, lantaran tadinya dijanjikan akan diberi
bantuan berupa alat mesin pertanian (Alsintan) oleh Distanak Pandeglang, dalam acara
tersebut.
“Ini merupakan bentuk kekecewaan
kami. Pemerintah janji mau bantu alsintan kesini pas acara panen raya.
Pemerintah bilangnya Gapoktan desa Gombong itu berprestasi, tapi ga pernah ada
bantuan kesini. Yang dapat bantuan selama ini, yang jelas bukan prestasinya,
tapi keuangannya atau kedekatannya. Buktinya malahan alsintan yang sudah ada
disini untuk acara, mau dibawa lagi. Kami jelas merasa tertipu,” ungkapnya
seraya diamini anggota lainnya.
Anggota Poktan lainnya, Gunawan
mengatakan, pemerintah dirasa hanya mengklaim mempunyai capaian pertanian yang
baik. Namun, nyatanya bantuan tidak pernah diterima oleh Poktan.
“Disini sudah panen raya 3 kali,
2 kali panen kedelai, sekali panen padi. Tapi belum pernah ada bantuan.
Sebelum acara, dijanjikan mau ada bantuan. Kita disini sudah senang. Tapi
malahan ini alat yang ada mau dibawa lagi. Saya ngomong seadanya aja. Silahkan
untuk diekspos,” tambahnya.
Melihat hal ini, Kepala Bidang
(Kabid) Sarana Prasarana pada Distanak Kabupaten Pandeglang, Nasir terlihat
segera beraudiensi dengan ketua Gapoktan Harapan makmur, Abung. Disisi lain,
Koordinator Penyuluh Pertanian Kecamatan Panimbang, Johari mendatangi anggota
Poktan didepan panggung.
Johari mencoba menenangkan
anggota Poktan yang sedari tadi terus mengutarakan kekecewaannya. Dalam
audiensi tersebut, terdengar Johari menjanjikan adanya bantuan. “Tenang, ini
alsintan disini dulu. Silahkan pake dulu. Nanti kalo sudah ada yang baru, baru
dituker lagi. Udah ya, tenang. Jangan ribut,” ujarnya seraya mencoba menyalami
satu persatu tangan anggota Poktan.
Namun, situasi justru bertambah
tegang, saat Kepala Subdivre Bulog Lebak-Pandeglang, Herman Sadik yang datang
setelah Johari, mengatakan, alsintan yang ada tidak bisa dipakai seterusnya
oleh petani dan akan diambil.
“Begini pak. Ini punya BPTP bukan
punya saya. Saya pinjamkan disini sampai selesai panen. Panen selesai saya
tarik. Kami disini datang membawa itu untuk membantu bapak-bapak, kalo mau
dibantu. Bapak butuh untuk panen, saya pinjemin. Beres panen saya tarik. Udah
enak kan,” terangnya.
Saat itu pula, datang Kabid
Sarana Prasarana Distanak Pandeglang, Nasir mengatakan, bahwa sampai saat ini,
pihaknya belum menerima adanya bantuan untuk para petani khususnya untuk alat
bantu panen. “Saya tegaskan, sampai hari ini belum ada bantuan. Kalo ada tahun
ini pasti saya prioritaskan disini. Asal ketentuan bantuan itu ada ajuan dari
bawah,” paparnya.
Namun, karena dibuat bingung dan
terlanjur kecewa, anggota poktan mengatakan, pihaknya tidak akan menerima
bantuan apapun dari pemerintah, baik itu bantuan alat bantu panen atau bantuan
lainnya.
“Udah pak gini aja. Ini bawa aja.
Bapak kan butuh. Untuk kedepan mah, untuk daerah panimbang kelompok saya
intinya kalo ada program jangan tawarin lagi ya. Kami sudah sakit hati pak.
Untuk apa kami beri nama baik sampai tingkat nasional tapi tidak ada
perhatiannya kalo begini,” ungkap salah satu anggota Poktan.
Akhirnya,
para anggota Poktan yang kecewa pergi meninggalkan acara tersebut. Sementara,
panitia acara panen raya sendiri terlihat masih berdiskusi dengan anggota
Poktan lainnya. (Mudofar)
Tidak ada komentar