Hari Bumi : Luas Hutan Pandeglang Terus Menyusut
KRAKATAURADIO.COM, PANDEGLANG - Hari
Bumi adalah hari pengamatan tentang bumi yang
dicanangkan setiap tahun pada tanggal 22 April dan diperingati secara
internasional. Hari Bumi dirancang untuk meningkatkan kesadaran dan apresiasi
terhadap planet yang ditinggali manusia ini yaitu bumi.
Namun,
di momentum Hari Bumi, kondisi hutan yang ada di Kabupaten Pandeglang, justru
terus menyusut.
Bupati Pandeglang, Erwan Kurtubi
mengaku prihatin karena luas hutan di Kabupaten Pandeglang yang terus menyusut
setiap tahunnya. Menurutnya, hal ini dikarenakan karena makin bertambahnya
jumlah penduduk yang berdampak pada penambahan lahan hunian serta lahan ekonomi
lainnya.
Atas dasar kondisi ini, Bupati
Erwan meminta seluruh stakeholder dan masyarakat meningkatkan intensitas
menanam pohon. Tujuannya tiada lain agar terjadi keseimbangan alam dan mencegah
hal-hal tak diinginkan seperti bencana longsor dan bencana alam lainnya.
“Kondisi hutan dilingkungan kita
dari tahun ke tahun kian mengalami penurunan atau degradasi. Harus terus
dilakukan gerakan menanam pohon untuk mencegah bahaya akibat hutan gundul. Hutan
juga sangat bermanfaat sekali untuk kelestarian lingkungan kita,” kata Erwan
saat membuka kegiatan penanaman sejuta pohon di daerah penyangga Taman Nasional
Ujung Kulon (TNUK), yang diselenggarakan
di Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 2 Sumur, Desa Tamanjaya, Kecamatan
Sumur, akhir pekan kemarin.
Aksi penanaman sejuta pohon,
menurut Bupati sangat istimewa karena ini wujud keperdulian yang tinggi
terhadap lingkungan sekitar. “Elemen masyarakat lainnya harus termotivasi
melakukan kegiatan yang sama. Jika semua menanam maka hutan kita akan tetap
lestari,” jelasnya.
Sementara itu, salah satu anggota Himpunan Mahasiswa Pecinta Alam (Himala) UNMA Banten, M. Yunus mengatakan, kondisi hutan di Pandeglang, selain menyusut akibat banyak ditebang, juga sudah mulai tercemar.
Sementara itu, salah satu anggota Himpunan Mahasiswa Pecinta Alam (Himala) UNMA Banten, M. Yunus mengatakan, kondisi hutan di Pandeglang, selain menyusut akibat banyak ditebang, juga sudah mulai tercemar.
Ia mencontohkan, di hutan Pulosari
saat ini sudah banyak penebangan pohon dan pencemaran lingkungan yakni
kebiasaan membuang sampah sembarangan.
"Belum lama ini kami mendaki
ke gunung Pulosari, disana sekarang selain banyak pohon yang ditebang, juga
banyak berdiri bangunan-bangunan seperti warung dan tempat kamar mandi. Memang
bangunannya berupa gubug, namun dampak keberadaan sampah juga semakin banyak,
karena biasanya sampah bekas makanan dan minuman jarang dibersihkan,"
ucapnya saat menjadi narasumber di acara talkshow Ngopi, dalam program
Mumuluk, Rabu (22/04). (Mudofar/937)
Tidak ada komentar