Warga Keluhkan Keamanan RSUD Berkah Pandeglang
Pandeglang - Pelayanan mengenai keamanan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Berkah Pandeglang dikeluhkan masyarakat. Keluhan masyarakat terkait keamanan itu beralasan, mengingat pihak management RSUD dinilai lalai dalam masalah menjaga keamanan di dalam ruangan di sekitar rumah sakit tersebut, dengan membiarkan seorang maling berkeliaran di RSUD Berkah.
Salah satu warga Kp Kuluwut Timur, Desa Harapan Karya, Kecamatan Pagelaran, Mujizatullah dalam surat elektronik kepada Krakatau Radio menceritakan, Sabtu (06/12/2014) malam, ia bersama istri dan kedua anaknya membesuk kakeknya yang tengah di rawat di Ruang Utama (VIP).
Pada saat itu, disepakat diantara keluarga agar saling bergantian untuk bergadang. Karena waktu sudah cukup larut malam, mereka akhirnya memutuskan untuk tidur di dalam ruangan depan Televisi dengan beralaskan tikar dalam keadaan pintu tertutup namun tidak terkunci.
“Tepat pukul 04:30 WIB, istri saya terbangun untuk menunaikan ibadah solat subuh. Namun saat itu juga, dirinya terkejut ketika mendapati tas pribadinya sudah dalam keadaan terbuka dan tidak lagi berada pada posisi sebelumnya yang ternyata semua isi yang berada di dalamnya diantaranya dompet yang berisi sejumlah uang, beberapa ATM, KTP, NPWP, dan 3 buah Handpone serta 1 buah tab hilang,” katanya.
Atas peristiwa tersebut, Mujizatullah pun melaporkan kepada petugas perawat yang sedang bertugas. Sejumlah petugas pun berdatangan ke ruang perawatan utama dan mencatat barang-barang yang hilang tersebut.
“Saya kemudian keluar untuk memeriksa system pengamanan yang ada di ruangan utama tersebut. Ternyata ruang paling mewah di RSUD Pandeglang ini tidak dilengkapi oleh camera CCTV di ruang lorong dan pintu masuknya. Hingga surat ini saya buat, belum ada kabar yang menggembirakan dari pihak kemanan gedung maupun manajemen RSUD Pandeglang,” keluhnya.
Untuk itu, dirinya selaku warga masyarakat Pandeglang, tentu merasa prihatin atas peristiwa ini. Karena system pengamanan di ruang utama saja sangat lemah.
“Tidak ada petugas jaga yang stand by di pintu masuk serta peralatan pendukung lainnya. Padahal tarif ruangan tersebut lebih mahal dibandingkan dengan ruangan kelas biasa. Seharusnya pelayanan dan pengamanan di ruang utama tersebut lebih ketat dan maksimal. Bukankah rumah sakit menjadi rumah harapan bagi masyarakat yang sedang tertimpa musibah,” tambahnya.
Anggota DPRD Komisi IV yang membidangi Kesehatan, Ade Muamar, menyesalkan akan peristiwa ini. Untuk itu, dirinya dalam waktu dekat ini, akan segera menemui Direktur RSUD untuk meminta agar management RSUD harus ditingkatkan.
“Dalam waktu dekat ini, saya akan konfirmasi ke Direkturnya. Secara keras saya sangat menyesalkan sekali. Jangan sampai kejadian ini terulang kembali,” ucapnya diujung telpon.
Sementara itu, Direktur RSUD Berkah, Dr. Susi saat akan dikonfirmasi mengenai kejadian ini, no ponselnya dalam keadaan tidak aktif. (Mudofar/937)
Salah satu warga Kp Kuluwut Timur, Desa Harapan Karya, Kecamatan Pagelaran, Mujizatullah dalam surat elektronik kepada Krakatau Radio menceritakan, Sabtu (06/12/2014) malam, ia bersama istri dan kedua anaknya membesuk kakeknya yang tengah di rawat di Ruang Utama (VIP).
Pada saat itu, disepakat diantara keluarga agar saling bergantian untuk bergadang. Karena waktu sudah cukup larut malam, mereka akhirnya memutuskan untuk tidur di dalam ruangan depan Televisi dengan beralaskan tikar dalam keadaan pintu tertutup namun tidak terkunci.
“Tepat pukul 04:30 WIB, istri saya terbangun untuk menunaikan ibadah solat subuh. Namun saat itu juga, dirinya terkejut ketika mendapati tas pribadinya sudah dalam keadaan terbuka dan tidak lagi berada pada posisi sebelumnya yang ternyata semua isi yang berada di dalamnya diantaranya dompet yang berisi sejumlah uang, beberapa ATM, KTP, NPWP, dan 3 buah Handpone serta 1 buah tab hilang,” katanya.
Atas peristiwa tersebut, Mujizatullah pun melaporkan kepada petugas perawat yang sedang bertugas. Sejumlah petugas pun berdatangan ke ruang perawatan utama dan mencatat barang-barang yang hilang tersebut.
“Saya kemudian keluar untuk memeriksa system pengamanan yang ada di ruangan utama tersebut. Ternyata ruang paling mewah di RSUD Pandeglang ini tidak dilengkapi oleh camera CCTV di ruang lorong dan pintu masuknya. Hingga surat ini saya buat, belum ada kabar yang menggembirakan dari pihak kemanan gedung maupun manajemen RSUD Pandeglang,” keluhnya.
Untuk itu, dirinya selaku warga masyarakat Pandeglang, tentu merasa prihatin atas peristiwa ini. Karena system pengamanan di ruang utama saja sangat lemah.
“Tidak ada petugas jaga yang stand by di pintu masuk serta peralatan pendukung lainnya. Padahal tarif ruangan tersebut lebih mahal dibandingkan dengan ruangan kelas biasa. Seharusnya pelayanan dan pengamanan di ruang utama tersebut lebih ketat dan maksimal. Bukankah rumah sakit menjadi rumah harapan bagi masyarakat yang sedang tertimpa musibah,” tambahnya.
Anggota DPRD Komisi IV yang membidangi Kesehatan, Ade Muamar, menyesalkan akan peristiwa ini. Untuk itu, dirinya dalam waktu dekat ini, akan segera menemui Direktur RSUD untuk meminta agar management RSUD harus ditingkatkan.
“Dalam waktu dekat ini, saya akan konfirmasi ke Direkturnya. Secara keras saya sangat menyesalkan sekali. Jangan sampai kejadian ini terulang kembali,” ucapnya diujung telpon.
Sementara itu, Direktur RSUD Berkah, Dr. Susi saat akan dikonfirmasi mengenai kejadian ini, no ponselnya dalam keadaan tidak aktif. (Mudofar/937)
Tidak ada komentar