Tolak Second Habitat Badak, P4 Demo TNUK
Aksi ini, memprotes rencana Pemerintah yang akan memindahkan badak jawa (Rhinoceros sondaicus) yang hanya ada di Ujung Kulon. Salah satu Koordinator Lapangan (Korlap) aksi, Arif Ekek mengatakan, BTNUK dirasa telah menghianati visi misinya, dimana memindahkan Badak Cula satu dirasa tidak tepat, karena di Pandeglang tidak ada hutan seluas TNUK.
“Kami selaku putra putri asli Pandeglang, menolak kepada TNUK untuk segera mencabut rencana memindahkan lambang Pandeglang,” katanya dalam orasinya.
Selain itu, pihaknya mendesak agar World Wide Fund (WWF) sebagai mitra dari TNUK, dibubarkan karena dirasa tidak memberikan kontribusi yang nyata. “kenapa badak jawa harus dipindahkan ke luar pandeglang, itu jelas sebagai penghinaan terhadap Pandeglang. Jika itu terjadi, maka sudah jelas TNUK dan WWF hanya sebagai pencuri secara sistematis dan terstruktur,” tambahnya.
Menanggapi hal itu, pihak TNUK yang diwakili oleh Kepala bagian Tata Usaha, Wawan gunawan mengatakan, upaya second habitat saat ini masih dalam penelitian dari tim ahli baik dari TNUK, WWF ataupun lainnya. Dari hasil sementara didapat beberapa lokasi second habibat yang dinilai memiliki kemiripan dengan habitat badak jawa di TNUK. Adapun, tujuannya untuk memimalisasi punahnya badak.
“Tujuannya supaya jangan musnah populasi Badak Jawa ini, karena dengan banyaknya kerbau yang berkubang di daerah yang menjadi tempat berkubangnya Badak, takutnya bawa penyakit, selain itu perkiraan adanya tsunami, cuaca dan lainnya,” katanya.
Lokasi calon second habitat itu diantaranya, cagar alam Leuweung Sancang, suaka margasatwa Cikepuh, cagar alam Rawa Danau, hutan produksi KPH Banten, dan Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS).
Penanggung jawab Rhino Monitoring Unit (RMU) dan Rhino Health Unit (RHU) Balai TNUK, Muhiban menjelaskan, berdasarkan hasil pemantauan hingga saat ini tedapat 58 ekor badak jawa yang terdiri dari 35 ekor jantan dan sisa 23 ekor betina. (Mudofar/937)
Tidak ada komentar