BLSM Tidak Tepat Sasaran
Pandeglang - Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM) kompensasi kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) yang direalisasikan pemerintah pusat di Kabupaten Pandeglang, dinilai tidak tepat sasaran. Pasalnya, tidak sedikit warga di beberapa Kecamatan yang betul-betul membutuhkan tidak menerima BLSM, sebaliknya warga yang dinilai mampu banyak yang menerima bantuan.
Ketimpangan mengenai penyaluran BLSM itu salah satunya terjadi di di Kampung Kadulambur, dan Kampung Pasir Waru, Desa Batubantar, Kecamatan Cimanuk. Di wilayah ini tidak sedikit warga dari kalangan yang sangat membutuhkan seperti janda nenek jompo serta keluarga yang benar-benar tidak memiliki penghasilan tidak mendapatkan BLSM.
Tokoh masyarakat Kecamatan Cimanuk, Ending mengaku, sangat miris melihat kondisi ini, sebab bila dilihat secara kasat mata tingkat perekonomiannya dinilai sangat mumpuni. Karena saat pengambilan BLSM diantara mereka banyak yang membawa kendaraan sepeda motor dan bahkan ada yang memakai perhiasan emas.
Menanggapi hal itu, salah seorang aktivis di Pandeglang, Arif Mulyadi menilai, wajar jika penyaluran BLSM saat ini menimbulkan kekecewaan dari masyarakat atau bahkan memicu konflik social di masyarakat, karena warga yang sangat membutuhkan tidak sedikit yang tidak menerima BLSM. Polemik ini akan terus terjadi apabila pemerintah dalam penyalurannya masih mengacu pada data lama dari Badan Pusat Statistik (BPS). (Mudofar/937)
Ketimpangan mengenai penyaluran BLSM itu salah satunya terjadi di di Kampung Kadulambur, dan Kampung Pasir Waru, Desa Batubantar, Kecamatan Cimanuk. Di wilayah ini tidak sedikit warga dari kalangan yang sangat membutuhkan seperti janda nenek jompo serta keluarga yang benar-benar tidak memiliki penghasilan tidak mendapatkan BLSM.
Tokoh masyarakat Kecamatan Cimanuk, Ending mengaku, sangat miris melihat kondisi ini, sebab bila dilihat secara kasat mata tingkat perekonomiannya dinilai sangat mumpuni. Karena saat pengambilan BLSM diantara mereka banyak yang membawa kendaraan sepeda motor dan bahkan ada yang memakai perhiasan emas.
Menanggapi hal itu, salah seorang aktivis di Pandeglang, Arif Mulyadi menilai, wajar jika penyaluran BLSM saat ini menimbulkan kekecewaan dari masyarakat atau bahkan memicu konflik social di masyarakat, karena warga yang sangat membutuhkan tidak sedikit yang tidak menerima BLSM. Polemik ini akan terus terjadi apabila pemerintah dalam penyalurannya masih mengacu pada data lama dari Badan Pusat Statistik (BPS). (Mudofar/937)
Tidak ada komentar