Logo Carita Sudah Dipakai di Berbagai Event, KPPC Dorong Pemda Wujudkan Carita Seperti Era Dulu

Ketua KPPC, E.A. Supriadi Franky dengan kaos logo Carita.

KRAKATAURADIO.COM, CARITA - Logo kawasan wisata Carita, Kabupaten Pandeglang, Banten, kini sudah resmi digunakan dan ditempel di berbagai event dan kegiatan yang berlangsung di Carita. Dari event Agustusan hingga kegiatan ruat laut sudah memakai logo ini dengan tujuan lebih menguatkan branding Carita sebagai tempat wisata.

 

Ketua Komunitas Peduli Pariwisata Carita (KPPC), E.A. Supriadi Franky mengatakan, dengan telah dipasangnya logo, rasa memiliki diantara pelaku wisata dengan masyarakat sudah mulai tumbuh.

 

“Logo ini sudah jadi ciri, maskotnya teman-teman di Carita, berarti rasa memilikinya sudah mulai tumbuh, tinggal launching nanti kita,” kata dia.

 

Setelah dipasangnya logo di berbagai event, pihaknya menginginkan kehadiran pemerintah daerah (Pemda) dengan pelaku wisata Carita untuk berkolaborasi sehingga Carita bisa lebih memiliki citra yang lebih baik.

 

“Saya kepengen ada peran serta pemerintah, bagaimana sinergitas antara pariwisata dengan pemerintah sehingga muncul sebuah hasil yang maksimal bagaimana peran serta pemerintah untuk hal tersebut sehingga Carita ini gaungnya lebih gitu,” ujarnya.

 

Baca: Dilantik Jadi Ketua DPC Gerindra Pandeglang, Ini Pesan Fikri Febriansyah

 

Baca: Buat Bising, Ratusan Knalpot Racing Dimusnahkan Satlantas Polres Pandeglang

Anggota Paskibra Kecamatan Carita berlatih menggunakan kaos dengan logo Carita.
 

Ia menyebut, Carita pernah mencapai era kejayaan dalam periode tahun 80an sampai 90an. Pada era tersebut banyak wisatawan mancanegara yang berkunjung di akhir pekan.

 

“Kita pengen seperti roda pedati yang dulu gaungnya luar biasa, sekarang kita down ke bawah terus roda itu naik ke atas lagi. Saatnya di 2023 2024 ini pengen Carita lebih maju dengan kreasi dan budaya lebih menyajikan yang berbeda,” terangnya.

 

Untuk mewujudkan hal tersebut, Franky menyadari banyak menemui kendala. Namun ia optimis dengan kekompakan dan kolaborasi seluruh pihak, hal tersebut tidak mustahil untuk dilakukan.

 

“Pada prinsipnya kita berjuang aja dari bawah. Stakeholder, ormas, LSM, adat dan budayanya, kita kan sudah punya ciri logo nih, bagaimana ciri ini bisa menggambarkan ke arah yang lebih baik,” tandasnya. (Mudofar)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.