Jelang Nataru Harga Sembako Melejit, Pemkab Pandeglang Gencarkan Pasar Murah
Kepala Dinas Koperasi Usaha Mikro Kecil Menengah Perindustrian dan Pasar (Diskoperindag) Kabupaten Pandeglang, Suaedi Kurdiatna. |
KRAKATAURADIO.COM, PANDEGLANG - Dalam mengantisipasi kenaikan harga kebutuhan pokok menjelang libur Natal dan Tahun Baru (Nataru), Pemkab Pandeglang terus melakukan kegiatan pasar murah melalui Operasi Pasar Khusus (OPK) di 14 Kecamatan.
Bahan-bahan kebutuhan pokok yang disiapkan oleh Pemkab, harganya di bawah harga pasar diantaranya komoditas beras, telur, minyak goreng, terigu, gula pasir, dan mie instan. Kegiatan ini bekerjasama dengan Badan Urusan Logistik (Bulog) Pandeglang-Lebak.
Kepala Dinas Koperasi Usaha Mikro Kecil Menengah Perindustrian dan Pasar (Diskoperindag) Pandeglang, Suaedi Kurdiatna mengatakan, OPK ini untuk membantu dalam meringankan beban kebutuhan pokok bagi masyarakat.
“Giat ini merupakan salah satu langkah strategis pemkab Pandeglang dalam menekan laju inflasi dan menjaga stabilitas harga komoditas bahan pokok yang saat ini sebagian diantaranya melambung tinggi,” kata dia, Senin (12/12).
Ia menyebut, OPK ini menyasar sebanyak 14 Kecamatan di Kabupaten Pandeglang, diantaranya Kecamatan Pandeglang, Saketi, Menes, Sukaresmi, Panimbang, Cigeulis, Cikeusik, Pulosari, Cibaliung, Cimanggu, Picung, Pagelaran, Mandalawangi, dan Labuan.
“OPK ini sampai Kamis besok (terakhir) di Mandalawangi, kemarin di Cikeusik. Mudah-mudahan inflasi bisa ditekan dan masyarakat bisa senyum kembali,” ujarnya.
Baca: Emak-emak Menjerit, Harga Kebutuhan Pokok Naik Jelang Nataru, Ini Penyebabnya
Baca: Antisipasi Gangguan Kamtibmas Jelang Nataru, Kapolres Pandeglang Terapkan 3K
Terkait dengan kenaikan harga sembako, pihaknya mengimbau masyarakat untuk tenang dan tidak melakukan panic buying. Pemerintah daerah (Pemda), kata dia, menjamin ketersediaan bahan sembako.
“Insha Allah komoditas ini
tetap tersedia walaupun memang agak mahal dan kemudian kami juga mengimbau
supaya bisa memanfaatkan pekarangan yang ada. Kita tanam cabai, tomat. Kalau memang
ada kesulitan bahwa di setiap desa itu ada PPL pertanian, kalau tidak punya
bibit bisa memohon bantuan kepada (dinas) pertanian, tinggal kita mau
memanfaatkan waktu,” pungkasnya. (Mudofar)
Tidak ada komentar