Polda Banten Pastikan Isu Penculikan Anak Adalah Berita Bohong
Ilustrasi berita bohong mengenai isu penculikan anak. Foto Tribatanews Polda Jateng. |
KRAKATAURADIO.COM, BANTEN - Kepolisian Daerah (Polda) Banten
memastikan bahwa maraknya isu kasus penculikan anak yang banyak beredar di media sosial dan terjadi di
beberapa daerah di wilayah hukum Banten adalah isu yang tidak benar atau hoax.
“Jadi kepada masyarakat warga
Banten, bahwa informasi adanya kasus penculikan itu banyak betul. Seolah-olah
seperti ada (kasus penculikannya). Padahal berdasarkan pantauan kami dilapangan
dari polsek maupun Polres, itu semua hanya hoax saja atau bohong,” kata Kabid
Humas Polda Banten, Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Zaenudin saat dikonfirmasi mengenai hal ini oleh Krakatau Radio, Selasa (14/03/2017).
Zaenudin menjelaskan, sejauh ini
Banten tergolong aman dari kasus penculikan anak. Namun, warga diharapkan tetap
hati-hati, akan tetapi, warga juga tidak boleh memasang kewaspadaan berlebihan.
Terlebih, menimbulkan tuduhan keliru terhadap orang lain.
“Jadi dalam kesempatan ini saya
mengimbau mengajak kepada seluruh masyarakat, manakala misalnya betul ada
kejadian apapun, segera laporkan ke kepolisian secara resmi, baik melalui
telpon maunpun datang langsung. Dimanapun itu berada. Kedua, manakala informasi
itu masih tidak jelas jangan langsung memposting, menyebarkan dan sebagainya,”
ujar Zaenudin.
Perwira menengah polisi itu melarang
warga menyebarkan informasi yang diragukan kebenarannya. Soalnya, informasi
sesat itu dapat menimbulkan kekhawatiran bagi masyakarat.
“Manakala informasinya ternyata tidak
benar, itu jangan disebarkan, nanti pidana,” jelasnya.
Sementara itu, Ketua Lembaga
Perlindungan Anak (LPA) Provinsi Banten, Iip Syafrudin mengatakan hal yang
sama. Menurut dia, setelah pihaknya mengecek langsung ke lapangan, orang yang
diduga sebagai pelaku penculikan anak ini rata-rata adalah orang yang mengalami
gangguan jiwa.
“Ada empat kasus yang diduga
terjadi awalnya dari medsos. Pertama di (Kecamatan) Bojonegara, Cipocok, Kasemen
dan desa Kendayakan (Kragilan, Serang-red). Semuanya ketika tidak ada yang
valid dan benar. Di Bojonegara saya ke TKP langsung, itu ada wanita yang diduga
kurang waras. Itu tidak bisa dibuktikan (akan menculik anak). Di Kasemen juga
sama, diduga terlantar. Ketiga di Cipocok diduga balita usia 4 tahun hilang,
ternyata 2-3 hari kemudian ditemukan meninggal didalam sumur. Lalu terakhir ini
ada videonya, tetapi setelah saya konfirmasi ke pihak terkait tidak ada hal
tersebut,” ujarnya. (Mudofar)
Tidak ada komentar